SOLOPOS.COM - Dwi Sugiyanto alias Rebo berada di ayunan bayi, Senin (18/1/2016). Akibat lumpuh, ABG berusia 17 tahun ini hanya berada di ayunan bayi. (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Kisah tragis dialami warga Kemusu Boyolali, Rebo, yang menderita kelumpuhan sejak kecil.

Solopos.com, BOYOLALI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali akan membawa Dwi Sugiyanto alias Rebo, warga Dukuh Kedungmulyo RT 007 / RW 004 Desa Kedungmulyo, Kemusu, Boyolali, yang lumpuh sejak kecil ke Yayasan Anne Avantie Semarang.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kepala Bidang (Kabid) Sosial Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmingrasi (Dinsosnakertrans) Boyolali, Hanik Nuril Qoyyimah, mengatakan setelah mendapatkan informasi salah seorang warga miskin di Kemusu menderita lumpuh sejak kecil langsung menuju ke rumahnya.

Hasil pengecekan di lapangan bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali dan bidan desa setempat, pasien harus segera mendapatkan perawatan yang layak.

“Tim kesehatan DKK merekomendasikan agar pasien segera mendapatkan perawatan intensif. Kami langsung bergerak cepat dengan meminta keluarganya melengkapi berkas administratif pasien,” ujar Hanik saat dihubungi, Minggu (24/1/2016).

Hanik mengatakan untuk melengkapi berkas administratif pasien dibantu langsung oleh pemerintah desa. Dari hasil penelusuran keluarga pasien ternyata tidak memiliki kartu keluarga (KK) sehingga menyulitkan Pemkab untuk membawa pasien ke rumah sakit.

“Semua berkas administratif saat ini masih dalam proses dibuat. Kami akan membawa pasien ke Wisma Kasih Bunda atau Yayasan Peduli Anak-anak Penderita Hydrocephalus Anne Avantie Semarang,” kata dia.

Biaya berobat pasien, kata dia, semuanya akan ditanggung Pemkab Boyolali termasuk biaya transportasi untuk membawa pasien dan keluarganya ke Semarang. Pertimbangan pemkab membawa pasien ke Yayasan Anne Avantie karena yayasan yang bergerak di bidang sosial itu banyak merawat pasien lumpuh dengan baik.

“Keberangkatan pasien ke Semarang segera dilakukan setelah semua berkas administratif lengkap,” kata dia.

Ia mengatakan selama ini banyak pasien yang kondisinya lumpuh dan tidak tertangani dengan baik akibat minimnya akses informasi kepada mereka. Warga miskin cenderung pasrah ketika tidak punya biaya.

Sementara itu, Kepala Dinsosnakertrans Boyolali, Purwanto, meminta kepada orang tua yang anak atau keluarganya menderita sakit lumpuh atau hydrocephalus segera melaporkan ke desa atau puskesmas agar mendapatkan perawatan yang layak. Orang tua tidak usah malu dengan penyakit yang diderita anaknya.

Diketahui sebelumnya Dwi Sugiyanto alias Rebo warga Dukuh Kedungmulyo, Desa Kedungmulyo, Kecamatan Kemusu, Boyolali sejak umur 6 bulan mengalami kelumpuhan.

Kondisi tersebut membuat Rebo hanya bisa tidur dalam ayunan kayu berukuran 0,5 m x 1 m yang dia tempati sejak dia bayi. Ayunan itu berada di salah satu kamar yang sempit dan gelap. Ibu Rebo, Tawiyem, 45, berasal dari keluarga miskin. Suaminya sudah meninggal dunia. Orang tua hanya bekerja sebagai pencari kayu dan tani dengan penghasilan tidak menentu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya