SOLOPOS.COM - Keluarga dan pegawai menyaksikan jenazah Ngatmin, 45, warga Bligi Rt 018, Desa Jekawal, Tangen, Sragen di kamar jenazah RSUD Soehadi Prijonegoro Sragen, Senin (21/9/2015) pagi. (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Kisah tragis ini terkait tukang bakso di Sragen yang tewas mendadak di indekos.

Solopos.com, SRAGEN — Ngatmin, 45, seorang tukang bakso asal Bligi RT 018, Desa Jekawal, Kecamatan Tangen, Sragen, meninggal dunia secara mendadak di indekos yang terletak di Kampung Mojo Wetan RT 001/RW 002, Kelurahan Sragen Kulon, Sragen, Senin (21/9/2015), pukul 04.30 WIB.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Peristiwa yang menggemparkan warga Mojo Wetan itu bermula saat Ngatmin pulang berjualan bakso sekitar pukul 24.00 WIB. Ajid, 33, tetangga indekos Ngatmin, sempat memesan semangkuk bakso.

Ngatmin pun meladeni pesanan Ajid. Setelah membuatkan, Ngatmin masuk kamar dan mematikan lampu kamar.

“Setelah itu saya juga masuk kamar. Saya tidak tahu apa yang dilakukan Ngatmin. Biasanya sehabis pulang jualan bakso, Ngatmin pergi bermain sampai dini hari. Ya, tahunya mabuk,” kata Ajid.

Bangkit, 22, warga Badran RT 001/RW 004 Desa Serenan, Juwiring, Klaten yang tinggal di indekos bersebelahan dengan Ngatmin merasa terganggu dengan suara dengkuran yang tidak biasa. Suara dengkuran itu ternyata dari kamar Ngatmin.

Bangkit mengatakan saat menjelang Subuh mulut Ngatmin mengeluarkan busa. Dia menyampaikan kondisi Ngatmin masih bernapas. Kemudian pada saat Subuh, kata Bangkit, busa itu sudah bercampur dengan darah.

“Kami melihat darah pada busa itu saat disorot senter dari luar kamar karena tidak ada yang berani masuk. Pemilik indekos datang setelah Salat Subuh. Saat itu pintu kamar terkunci dengan kaki Ngatmin,” kata dia.

Warga langsung menghubungi keponakan korban, Wartono, 25, yang kebetulan pulang kampung dan anak perempuan Ngatmin, Kliwi Hastuti, 19. Dengan sepengatuan pihak keluarga, pintu indekos Ngatmin dibuka dan Ngatmin didapati dalam kondisi tidak bernyawa.

Setelah diperiksa dokter, jenazah bapak dari empat anak itu dibawa ke RSUD Soehadi Prijonegoro Sragen.

“Kebiasaannya memang sering mabuk. Kami tidak tahu penyebab kematiannya. Pada malam hari saat pulang jualan masih sehat-sehat saja. Yang jelas busa itu bisa menunjukkan penyebab kematiannya. Apa karena kebanyak minum alkohol atau apa saya tidak tahu,” kata Bangkit.

Seorang dokter setempat yang enggan disebut namanya menyatakan penyebab kematian Ngatmin belum diketahui.

“Saya hanya memastikan kondisi orang itu sudah meninggal dunia atau belum. Saya kira tidak ada busa. Ya yang namanya orang banyak pendapatnya sepeti itu. Mungkin karena sering mengonsumsi alkohol. Kalau saya menduga meninggalnya wajar,” kata dokter itu saat ditemui di kediamannya.

Keponakan korban, Wartono, juga membenarkan bila Ngatmin sering mabuk-mabukan sepulang jualan bakso.

“Saya tidak tahu aktivitasnya semalam karena saya pulang kampung. Saya baru tahu kabar itu setelah dihubungi teman di indekos,” ujarnya.

Kapolsek Sragen, AKP Agung Ari Purnomo, mewakili Kapolres Sragen AKBP Ari Wibowo, mengatakan kematian warga Jekawal itu diduga karena serangan jantung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya