Soloraya
Senin, 24 Oktober 2016 - 18:40 WIB

KISAH TRAGIS : Warga Ampel Tewas Tertimbun Longsor di Tambang Batu

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi jenazah. (JIBI/Solopos/Dok.)

Kisah tragis dialami warga Kembang, Ampel, Boyolali, yang tewas tertimpa longsoran di lokasi tambang batu.

Solopos.com, BOYOLALI — Priyanto, 35, warga Dukuh Tegalwaton RT 003/RW 008, Desa Kembang, Kecamatan Ampel, meninggal dunia setelah tertimpa longsoran tanah di lokasi penambangan batu di dukuh tersebut, Senin (24/10/2016) siang.

Advertisement

Berdasarkan informasi yang diterima Solopos.com, Priyanto berangkat pukul 08.00 WIB untuk menggali batu di ladang miliknya yang berjarak sekitar 300 meter dari rumahnya. Sekitar pukul 09.00 WIB, salah satu warga sekitar, Supardi, 37, yang juga sedang mencari batu, mendengar suara reruntuhan di lokasi penambangan batu tempat Priyanto bekerja.

Dia lalu mendekati tempat Priyanto dan mendapati tanah longsor di lokasi penambangan batu. Tinggi timbunan material longsor mencapai 4 meter, sedangkan lebar bekas tanah longsoran sekitar 2 meter.

Advertisement

Dia lalu mendekati tempat Priyanto dan mendapati tanah longsor di lokasi penambangan batu. Tinggi timbunan material longsor mencapai 4 meter, sedangkan lebar bekas tanah longsoran sekitar 2 meter.

Supardi berusaha mencari keberadaan Priyanto dan meminta bantuan Isnanto, warga lainnya. Mereka khawatir terjadi apa-apa pada Priyanto.

Pukul 10.00 WIB warga mencari dengan menggali tanah sisa reruntuhan di lokasi penambangan milik Priyanto. Kurang lebih 15 menit kemudian, Priyanto ditemukan warga dalam posisi telungkup dan sudah meninggal dunia.

Advertisement

Kepala Desa (Kades) Kembang, Untung Susilo, membenarkan kejadian tersebut. “Ya, ini baru selesai pemakaman,” ujar dia saat dihubungi Solopos.com, Senin sore.

Menurut dia, insiden serupa pernah terjadi beberapa tahun lalu, warga tewas tertimbun reruntuhan tanah di lokasi penambangan. “Sebenarnya warga sudah sering saya peringatkan. Kalau mau menambang batu harus hati-hati. Kebetulan, curah hujan saat ini cukup tinggi. Tanah di atas galian itu labil, tadi siang runtuh,” ujar Untung Susilo.

Tidak hanya Priyanto, sebagian besar warga Tegalwaton memanfaatkan potensi batu di ladang mereka sendiri untuk ditambang. Mereka menambang batu secara manual.

Advertisement

Jika sudah terkumpul banyak kira-kira satu bak mobil pikap, warga kemudian menjualnya sebagai sumber penghasilan. Mereka menggali batu hingga membuat lubang pada tanah tebing menjadi seperti gua.

“Nanti saya mau buat edaran kepada warga. Untuk sementara ini jangan menambang batu dulu. Kondisi tanah banyak yang labil karena curah hujan tinggi. Jangan sampai ada korban lagi.”

Kapolsek Ampel, AKP Edi Sukamto, mengatakan wilayah Kembang tidak diguyur hujan saat kejadian. Dia juga mengimbau warga berhati-hati saat mencari batu bahkan kalau perlu tidak menambang saat musim hujan seperti sekarang ini.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif