SOLOPOS.COM - Sebanyak 10 orang anggota Pagar Nusa tidur tengkurap dan dilindas motor saat atraksi di Alun-alun Sasana Langen Putra Sragen, Sabtu (22/10/2016). Atraksi tersebut dilihat ribuan santri NU se-Kabupaten Sragen. (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Kisah unik dari Sragen.

Solopos.com, SRAGEN — Para anggota perguruan pencak silat Pagar Nusa Sragen unjuk kekuatan di hadapan ribuan warga Nahdlatul Ulama (NU) yang memadatai Alun-alun Sasana Langen Putra Sragen, Sabtu (22/10/2016).

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Mereka memperagakan seni bela diri hingga pamer kekuatan fisik, seperti menjadi tangga berjalan, bambu gila, berjalan di bara api, menggoreng telur dengan tangan, makan silet, hingga menjadi jalan motor.

Unjuk kekuatan para anggota Pagar Nusa itu juga disaksikan Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati dan para pimpinan daerah lainnya. Para pimpinan NU pun ikut menyaksikan atraksi yang tidak boleh ditiru oleh siapa pun yang tidak menguasai ilmunya.

Aksi pertama dipertontonkan dua orang anggota Pagar Nusa menjadi tangga berjalan. Mereka dilewati teman-temannya yang berjalan dengan menginjak tubuh mereka.

Atraksi kedua berupa bambu gila. Sebatang bambu wulung sepanjang lima meter dipegang sejumlah orang dengan kuat tetapi masih bisa bergerak. Sejumlah orang yang memegangnya sampai terayun karena kekuatan bambu gila. Atraksi berikutnya para anggota Pagar Nusa berjalan di arang yang menjadi bara api.

Tak Luka

Telapak kaki mereka tidak mengalami luka bakar sedikit pun. Ada pula yang menjilak besi panas, memask telur dengan tangan sebagai alat penggorengan, dan memakan silet di hadapan pejabat. Aksi terakhir para anggota Pagar Nusa berupa akrobat 10 orang tidur tengkurap di lapangan dan dilewati seorang pengemudi motor. Kendati dilindah motor 10 orang itu tidak mengalami cedera sedikit pun.

Aksi miris juga dipertontonkan para anggota Banser NU. Dua orang anggota Banser mematahkan baja cukup dengan satu kali ayunan tangan kanan. Ada juga salah seorang anggota Banser dipukul dengan dua buah batu bata sampai tiga kali pada kepalanya tetapi justru batu batanya yang remuk. Yang lebih miris, tiga orang anggota Banser tidak mempan senjata tajam kendati sebuah belatih digoreskan pada leher dan tangan mereka.

Ketua Panitia Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) Sragen, Suranto, menyampaikan atraksi itu menunjukan kelebihan yang dimilik anggota Pagar Nusa dari Kecamatan Tangen dan Sukodono serta anggota Banser dari Kecamatan Sragen Kota. Akrobat itu, kata dia, merupakan bagian dari variasi bela diri dengan menggunakan tenaga dalam.

“Intinya bela diri di Pagar Nusa itu sama dengan bela diri lain, seperti Tapak Suci dan SH Teratai. Sebenarnya dari kecamatan lain mau menyambung atraksi itu tetapi waktu yang tidak memungkinkan. Kegiatan itu menjadi salah satu rangkaian peringatan HSN Sragen,” ujarnya.

Selain apel, Suranto menyampaikan rangkaian peringatan Hari Santri Nasional yang rencana digelar Mejalis Wakil Cabang (MWC) Nahdlatul Ulama (NU) Tanon, yakni pengajian akbar dengan mendatangkan Habib Syech Abdulkadir Assegaf, Minggu (23/10) ini. Pengajian akbar itu digelar di Lapangan Kebon Agung Tanon. (

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya