Kisah unik dilakukan seorang mahasiswi Wonogiri menyebarkan berita hoax karena takut dengan orang tua (ortu).
Solopos.com, WONOGIRI — Gerakan turn back hoax terus digelorakan berbagai pihak. Di Wonogiri, kepolisian setempat berhasil mengungkap penyebaran berita bohong (hoax).
Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya
Aparat Polsek Wuryantoro, Wonogiri, membongkar berita bohong atau hoax tentang seorang perempuan yang menjadi korban perampasan di Wuryantoro, Sabtu (28/1/2017).
Berita bohong itu sengaja disebar di media sosial sejak beberapa hari terakhir oleh seorang perempuan yang sebelumnya mengaku menjadi korban karena takut dimarahi orang tuanya lantaran telepon selulernya diminta pacar.
Paur Humas Polres Wonogiri, Aipda Iwan Sumarsono, mewakili Kapolres Wonogiri, AKBP Ronald Reflie Rumondor, kepada wartawan, Sabtu, menyampaikan setelah mengetahui ada informasi di Facebook, seorang mahasiswi asal Paranggupito, MNS, 19, mengaku menjadi korban perampasan oleh lima laki-laki saat melintas di Gumiwang, Wuryantoro, aparat Polsek Wuryantoro langsung menelusuri kebenarannya.
Informasi itu disebar seorang laki-laki. Pertama petugas ke lokasi kejadian seperti yang disampaikan. Namun, hasilnya nihil. Warga tidak ada yang mengetahui kejadian.
Petugas lalu mencari perempuan yang diinformasikan menjadi korban di alamat yang telah disebutkan sebelumnya. Setelah menemukan, petugas mencari laki-laki pemilik akun Facebook yang menyebarkan informasi.
Tak lama polisi dapat menemukannya lalu membawa keduanya ke Mapolsek untuk dimintai keterangan. Kepada petugas MNS mengaku informasi yang disebarnya hanya rekayasa.
“Dia melakukan itu karena takut dimarahi orang tuanya lantaran HP-nya diminta pacarnya. Petugas masih mendalami kasus ini,” kata Iwan.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
