Soloraya
Selasa, 4 April 2017 - 09:10 WIB

Kisruh Keraton Hambat Promosi Wisata Solo

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat (Dok/JIBI/Solopos)

Wisata Solo, kalangan pelaku usaha wisata merasa terhambat dengan memanasnya kembali konflik di Keraton.

Solopos.com, SOLO — Dinas Pariwisata (Disparta) Solo menilai kisruh di internal Keraton Solo berpotensi mengurangi minat agen perjalanan wisata menawarkan destinasi wisata Keraton Solo kepada calon wisatawan dari luar daerah di Indonesia maupun luar negeri.

Advertisement

Kabid Promosi Wisata Disparta Solo, Wahyu Kristina, mengatakan Keraton Solo masih menjadi ikon wisata Kota Solo bersama Pura Mangkunegaran. Dia menyatakan Keraton Solo punya potensi luar biasa yang masih bisa dikembangkan untuk menarik wisatawan dari luar daerah maupun luar negeri.

Apabila Keraton ke depan mampu menyediakan paket wisata khusus, Ina yakin banyak agen perjalanan wisata yang tertarik terus menawarkan Keraton kepada calon wisatawan. “Harapannya adalah Keraton sendiri mau saling bekerja sama, lebih membuka diri, dan terbuka terhadap keinginan para calon wisatawan. Saya yakin jika bisa seperti itu baik juga untuk kesejahteraan Keraton sendiri dan moncernya pariwisata Solo. Ketika orang bicara Solo, image-nya masih Keraton. Kelemah-lembutan, adat istiadat yang menjadi simbol Keraton merekat sekali dalam Solo,” kata Ina saat berbincang dengan Solopos.com di ruang kerjanya, Senin (3/4/2017).

Ina berharap pengelola Keraton bisa berbenah dan saling bekerja sama. Dia menyebut masih ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mendongkrak daya tarik wisata di Keraton.

Advertisement

Menurut Ina, masih banyak masyarakat atau calon wisatawan yang penasaran ingin melihat lebih banyak lagi hal di dalam Keraton. Calon wisatawan bukan hanya penasaran dengan keberadaan bangunan fisik yang tersedia, melainkan juga berbagai kegiatan adat yang dilaksanakan di dalam Keraton.

“Agen enggak berani jual paket wisata ke Keraton jika masih ada kisruh. Kalau agen sudah jual paket wisata dan agenda perjalanan sudah dijadwalkan, terus tiba-tiba batal karena ada kisruh, bisa-bisa mereka digebuk ramai-ramai sama klien. Keraton harus membenahi secara internal dan kemudian lebih terbuka, memberikan kemudahaan bagi pengunjung untuk menikmati Keraton. Fasilitas umum seperti toilet dibuat jangan sampai susah diakses, museum juga jangan reget [kotor],” jelas Ina.

Ina mencontohkan beberapa hal yang bisa dilakukan pengelola Keraton dalam upaya meningkatkan daya tarik wisata, seperti penyediaan pameran atau lapak khusus yang menyajikan kuliner khas Keraton, penyewaan baju khas Keraton, hingga menjadwal secara pasti penyelenggaraan kegiatan latihan maupun upacara adat yang bisa ditonton atau diikuti para wisatawan.

Advertisement

Dia yakin akan ada semakin banyak wisatawan yang datang ke Keraton jika pengelola Keraton saling bersinergi dan berbenah. “Adanya paket royal dinner di Keraton saya yakin akan diminati banyak wisatawan asing khususnya. Mereka kan ingin tahu rasanya makan di Keraton bersama raja itu seperti apa? Mbok coba penanggung jawab Keraton, yuk ke luar negeri, melihat kota-kota yang juga punya Keraton. Lihat pengelolaannya bagaimana? Misalnya saja ke Bangkok, Thailand atau Beijing, Tiongkok. Jadi di sana, wisatawan bisa masuk ke dalam-dalam. Ada penyewaan baju adat. Wisawatan itu akan berani bayar banyak karena merasa puas,” terang Ina.

Ketua Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Solo, Daryono, berharap perselisihan internal Keraton hanya jangka pendek atau sementara dan menjadi ajang koordinasi untuk bisa lebih baik lagi, termasuk dalam pengelolaan pariwisata di Keraton.

Dia berharap jangan sampai perselisihan membuat distribusi informasi soal agenda pariwisata jadi tidak jelas. Dalam melakukan kegiatan promosi wisata, perlu konsistensi program yang dilakukan pengelola obyek wisata.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif