Soloraya
Rabu, 5 Mei 2021 - 17:29 WIB

Klaster Tarawih Sambirejo Sragen: 3 Positif Covid-19, 32 Warga Kontak Erat, 10 Bergejala

Tri Rahayu  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Klaster Tarawih di Sambirejo Sragen Meluas, 1 RT Lockdown. (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN – Klaster tarawih di Desa/Kecamatan Sambirejo, Sragen, Jawa Tengah muncul setelah seorang imam masji beserta anak dan menantunya terkonfirmasi positif Covid-19.

Berdasarkan hasil tracing, tercatat ada 32 warga yang berkontak dengan ketiga orang tersebut. Sebanyak 10 orang di antara mereka mengalami gejala seperti batuk-batuk, hilang indera penciuman, dan tidak enak badan, bahkan satu orang sampai dirawat di rumah sakit.

Advertisement

Dari penelusuran tracing pula diketahui salah satu anak dari imam masjid itu juga mengajar atau guru mengaji di taman pendidikan Alquran (TPA). Puskesmas Sambirejo merencanakan untuk pemeriksaan rapid test antigen terhadap 26 anak TPA di Puskesmas Sambirejo pada Kamis (6/5/2021).

“Kebetulan anaknya Pak W itu guru ngaji di TPA. Maka anak-anak peserta TPA dilakukan rapid test antigen semua Kamis besok. Nama-nama yang masuk ada 26 orang anak, termasuk anak saya, ikut untuk rapid test di puskesmas,” jelas Bayan Sambirejo, Haryanto, Rabu (5/5/2021).

Baca juga: Klaster Tarawih di Sambirejo Sragen Meluas, 1 RT Lockdown

Advertisement

Penjelasan tersebut diungkapkan Kepala Desa Sambirejo, Suparjo Jojon, didampingi Bayan Sambirejo Haryanto saat berbincang dengan wartawan di sela-sela sosialisasi protokol kesehatan di lingkungan RT yang di-lockdown.

“Awalnya hanya ada satu orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan sekarang dirawat di rumah sakit, W, yang kebetulan imam masjid. Setelah itu dilakukan tracing terhadap 10 orang warga yang ikut salat tarawih bersama Pak W. Dari hasil tracing itu diketahui anak kandung dan anak menantunya ikut positif. Kemudian dilakukan tracing lanjutan terhadap 22 orang anggota jemaah masjid dan keluarga,” ujar Suparjo.

Baca juga: Aturan Baru! Pendatang Dilarang Mudik ke Solo, Tapi Boleh Piknik

Advertisement

Atas dasar itulah, Suparjo mengambil kebijakan untuk lockdown lingkungan satu RT di sekitar masjid itu sejak Selasa sampai 10 hari ke depan. Selama lockdown kehidupan keluarga satu RT sebanyak 65 keluarga itu ditanggung Pemerintah Desa (Pemdes) Sambirejo.

“Kami sudah menyiapkan bantuan sembako dan bahan makanan lainnya senilai Rp350.000 per keluarga untuk kebutuhan hidup selama 10 hari lockdown. Agar tidak terjadi klaster baru, kami terus sosialisasi muter dari kampung ke kampung. Soalnya ada kasus warga meninggal dunia di beda dukuh dengan kondisi hasil rapid test antigen reaktif,” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif