SOLOPOS.COM - Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten, Anggit Budiarto. (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten mengingatkan warga akan kondisi cuaca ekstrem terutama perubahan suhu udara yang drastis dari panas ke dingin dan sebaliknya yang dikenal dengan fenomena bediding.

Saat siang, suhu udara panas dan malam sangat dingin. Bahkan di kawasan lereng Gunung Merapi suhu bisa turun sampai 16-17 derajat Celsius pada malam hari.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Jangan sampai terlena. Di satu sisi terjadi proses dehidrasi, tetapi rasanya tidak dehidrasi [karena dingin] sehingga terlena untuk tidak minum,” kata Sekretaris Dinkes Klaten, Anggit Budiarto, saat ditemui Solopos.com di Pendapa Pemkab Klaten, Senin (31/7/2023).

Anggit menjelaskan kondisi tubuh yang kekurangan cairan bakal berdampak pada berbagai hal. Mulai dari badan mudah capai hingga daya tahan tubuh menurun, apalagi dengan kondisi cuaca dan perubahan suhu ekstrem di Klaten. “Kondisi ini bisa berdampak pada penyakit yang disebabkan virus seperti influenza,” jelas dia.

Anggit mengimbau warga untuk tetap menjaga cairan tubuh di saat suhu dingin dengan minum air mineral 3-6 liter per hari. Selain itu, warga diimbau tetap menjaga stamina dengan istirahat yang cukup dan makan-makanan yang bergizi seimbang.

Perubahan suhu udara antara siang dan malam di Klaten akhir-akhir ini cukup ekstrem. Saat siang, suhu udara cukup panas. Sementara, saat malam suhu udara bisa menjadi sangat dingin. Warga kerap menyebut fenomena ini dengan sebutan bediding.

Perubahan suhu udara yang ekstrem itu seperti di kawasan Sapuangin, Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang. Klaten. Sapuangin merupakan kawasan lereng Gunung Merapi yang berada pada ketinggian 1.350 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Saat malam, suhu udara di kawasan yang kerap disebut dengan istilah Klaten Lantai Atas itu akhir-akhir ini 16 derajat Celsius hingga 17 derajat Celsius.

“Kalau siang panas. Kalau mulai pukul 16.00 WIB hingga malam itu sudah mulai dingin. Suhu kisaran 16 derajat Celsius sampai 17 derajat Celsius. Kalau pagi pukul 04.00 WIB, suhu paling dingin bisa 14 derajat Celsius. Kalau kondisi normal rata-rata suhu saat malam 22 derajat Celsius,” kata salah satu warga di kawasan Sapuangin, Martono, saat dihubungi Solopos.com, Senin.

Martono menjelaskan fenomena bediding atau perubahan suhu yang ekstrem di Klaten itu sudah terjadi selama Juli ini. Perubahan suhu yang sangat mencolok biasa terjadi saat memasuki kemarau. Selain mengenakan jaket, warga biasa menghangatkan tubuh di dekat api tungku sembari menikmati kopi.

“Alhamdulillah sampai saat ini tidak ada dampak ke kesehatan warga, tidak ada yang flu atau batuk-batuk,” kata warga Dukuh Pajegan, Desa Tegalmulyo, itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya