Soloraya
Selasa, 15 Maret 2022 - 15:19 WIB

Klaten Hari Ini: 15 Maret 2015, Ribuan Ikan di Klaten Mati, Kok Bisa?

Taufiq Sidik Prakoso  /  Sri Sumi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi hujan. (freepik)

Solopos.com, KLATEN — Tujuh tahun lalu, tepatnya 15 Maret 2015, muncul informasi ribuan ikan milik peternak di wilayah Desa Jimus, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah mati.

Peternak ikan itu menduga penyebab ribuan ikan mati, salah satunya intensitas hujan meningkat beberapa waktu terakhir kala itu. Guna mengantisipasi kerugian bertambah, peternak Klaten menaburkan garam ke kolam.

Advertisement

Salah satu peternak di Desa Jimus, Heru Subagiyo, 40, kala itu mengungkapkan ikan miliknya yang dipelihara di kolam mati. Ia memiliki belasan kolam ikan. Peristiwa itu kali pertama muncul awal Maret.

Baca Juga : Puluhan Ayam di Klaten Mati Mendadak, Terjangkit Flu Burung?

Advertisement

Baca Juga : Puluhan Ayam di Klaten Mati Mendadak, Terjangkit Flu Burung?

Saat itu, Heru memelihara ikan nila dan bawal. Sebanyak 4 kuintal ikan berumur 1,5 bulan hingga 3 bulan mati. “Jumlahnya mencapai ribuan [ikan],” jelas Heru saat ditemui Solopos.com di Jimus, Sabtu (14/3/2015).

Akibatnya Heru mengaku merugi hingga Rp6 juta kala itu. Nominal itu belum termasuk biaya pakan yang sudah dikeluarkan. “Padahal ada yang sudah memasuki panen. Saya juga sempat menawarkan ikan ke para pedagang. Belum sempat dibeli, ikan sudah mati,” ungkapnya.

Advertisement

Baca Juga : Pembuang Bangkai Babi di Sungai Jatinom Klaten Divonis 1 Bulan Bui atau Denda Rp3 Juta

Selain kadar asam meningkat, sirkulasi air tak lancar juga menjadi penyebab. Heru menceritakan penyebab sirkulasi air tak lancar karena tumpukan sampah. Hal itu membuat kadar oksigen di dalam kolam berkurang. Alhasil, ikan-ikan sulit bernapas hingga mati. “Sebenarnya kalau aliran air cukup deras sehingga sirkulasi air lancar tidak masalah. Karena ada pergantian air,” urai dia.

Guna mengurangi risiko merugi akibat kondisi itu, Heru mengaku menaburkan garam grasak ke kolam setiap hari. Ia menaburkan garam untuk menetralkan kandungan asam air. “Tentu ada biaya tambahan untuk itu [pembelian garam grasak],” katanya.

Advertisement

Baca Juga : Mau Dipanen, Ribuan Ekor Ikan di Rawa Jombor Klaten Mendadak Mati

Kepala Desa Jimus yang menjabat kala itu Harjono mengungkapkan terdapat 30-an kolam budi daya ikan di wilayahnya. Dari jumlah itu, ikan di 12 kolam mati beberapa waktu terakhir.

Dia menyampaikan kondisi itu kerap terjadi ketika musim hujan. Air hujan yang masuk ke kolam membuat kadar asam meningkat. “Kami berharap ke depan aliran air untuk daerah sini bisa lancar kembali sehingga peternak tetap bisa panen maksimal ketika musim hujan tiba,” jelasnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif