SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengungsi akibat banjir (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, KLATEN — Tujuh tahun lalu, tepatnya pada 29 Maret 2015, Solopos.com menurunkan berita tentang dampak hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Klaten, Jawa Tengah pada Sabtu (28/3/2015) malam hingga Minggu (29/3/2015) dini hari.

Kondisi itu membuat debit air Sungai Dengkeng meningkat sehingga tanggul sungai serta beberapa anak sungai jebol. Dampaknya, air membanjiri area persawahan serta permukiman warga.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kala itu, air meluap dan menggenangi wilayah Desa Planggu, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten. Berdasarkan pantuan Solopos.com di Dukuh Modran, ketinggian air yang membanjiri permukiman mencapai 70 sentimeter (cm). Luapan air menggenangi hingga teras rumah warga. Air berangsur-angsur surut pada Minggu siang.

Baca Juga : Sungai Dengkeng Klaten Banjir, Fondasi Jembatan Modran Ambrol

Air juga menggenangi wilayah Desa Bawak, Kecamatan Cawas. Setidaknya, perkampungan di dua dukuh kebanjiran yakni Dukuh Bonalan dan Mangkang, Desa Bawak. Sejumlah rumah warga terendam air akibat luapan Sungai Dengkeng.

Salah satu warga Dukuh Mangkang, Suyamdi, 40, kala itu mengatakan air mulai menggenangi perkampungan sejak Minggu sekitar pukul 06.00 WIB. Ketinggian air terus meningkat hingga menggenangi rumah huniannya. “Ketinggian air terus meningkat. Tadi sekitar pukul 08.00 WIB air mulai masuk. Beberapa barang sudah saya naikkan,” kata dia saat ditemui di rumahnya.

Suyamdi menuturkan perkampungan di wilayahnya menjadi langganan banjir sejak tujuh tahun itu. Lantaran itu, Suyamdi mengaku menyiapkan lokasi darurat berupa loteng yang dibangun di dalam rumah. “Kami persiapkan ketika ada banjir untuk tidur anak-anak. Kalau air semakin meninggi, mengungsi di tempat simbah di samping rumah dengan bangunan lebih tinggi,” ujar dia.

Baca Juga : Tanggul Sungai Dengkeng Jebol Sebabkan Banjir, 8 Keluarga di Talangwetan Klaten Mengungsi

Lebih lanjut, Suyamdi menyampaikan banjir diduga terjadi setelah pintu air Tukuman dibangun. Pembangunan pintu air membuat aliran sungai terhambat sehingga meluap ke permukiman. “Harapannya segera ada perbaikan pintu air serta peninggian tanggul sungai,” ujar dia kala itu.

Tanggul Lain Jebol

Hal yang sama disampaikan Purwanto, warga Dukuh Modran, Desa Planggu, Trucuk. Ia menduga air tak lancar karena penumpukan sampah yang menghambat aliran sungai. Kondisi itu membuat air meluap dan menjebol tanggul. “Ya kalau bisa pintu air ditata lagi,” terangnya.

Baca Juga : Hujan Deras Lebih dari 3 Jam, Tiga Sungai di Klaten Langsung Meluap

Sementara itu, berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten saat itu, tanggul anak Sungai Dengkeng di wilayah Prambanan juga jebol sehingga mengakibatkan area persawahan dan permukiman warga di Desa Sengon, Desa Kotesan, dan Desa Cucukan terendam banjir. Tanggul jebol sepanjang 10-15 meter di empat titik.

Di Gantiwarno, tanggul di dua anak Sungai Dengkeng jebol mengakibatkan air menggenangi Desa Kragilan, Desa Ngandong, dan Desa Mutihan. Luapan air akibat jebolnya tanggul itu membuat permukiman warga tergenang air hingga 50 cm.

Di Bayat, sejumlah anak sungai serta Sungai Dengkeng meluap hingga menggenangi beberapa desa di sepanjang tepi sungai. Desa yang kebanjiran di antaranya Paseban, Kebon, dan Talang. Ketinggian air bervariasi yakni 50 cm hingga 1 meter.

Baca Juga : Siaga Banjir Musiman, Sungai Dengkeng Klaten Dipantau 24 Jam

Kepala Pelaksana Harian BPBD Klaten yang saat itu dijabat Sri Winoto mengatakan BPBD terus melakukan pendataan terkait jumlah warga yang terdampak banjir tersebut. Terkait luapan air di sejumlah wilayah, dia menjelaskan dampak curah hujan meningkat dan sedimentasi anak sungai serta Sungai Dengkeng sehingga membuat air meluber ke permukiman dan persawahan. “Selain itu beberapa titik tanggul sungai kritis. Sampah yang ada di alur sungai membuat tak lancarnya air yang mengalir,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya