Soloraya
Rabu, 3 April 2024 - 15:32 WIB

Koalisi Pilkada Solo 2024 Tak Lepas dari Koalisi Pemilu 2024 dan Pilgub Jateng

Kurniawan  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wakil Ketua DPRD Solo, Sugeng Riyanto, mengusulkan Gibran bisa menjabat dua periode wali kota karena angka stunting solo naik. (Solopos/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO—Peta Pilkada Solo 2024 diyakini tidak bisa dilepaskan dari Pemilu 2024, Pilgub Jateng 2024 dan kebijakan DPP.

Pernyataan itu disampaikan Wakil Ketua DPRD Solo, Sugeng Riyanto, saat menjadi narasumber diskusi demokrasi di Kampus UNS, Senin (1/4/2024).

Advertisement

“Pilkada Solo 2024 tidak bisa dilepaskan dari Pemilu 2024, Pilkada Jateng dan kebijakan parpol di level DPP,” ujar dia.

Sugeng mencontohkan situasinya menjadi tidak enak ketika koalisi parpol di Pilkada Jateng berbeda dengan koalisi Pilkada Solo. Sebab masing-masing koalisi parpol pasti akan berkoalisi di Solo. “Pasti akan menjadi canggung,” urai dia.

Begitu juga perihal kebijakan DPP parpol. Sugeng mencontohkan ketika DPC PDIP Solo mengusulkan Achmad Purnomo-Teguh Prakosa di Pilkada 2020. Usulan itu pupus dikarenakan DPP PDIP tak memberikan rekomendasi ke mereka.

Advertisement

“Pilkada kemarin PDIP akan mengusung Purnomo, tapi tiba-tiba DPP enggak bisa, harus Mas Gibran. lalu DPC PDIP Solo mengusung lah Mas Gibran. Karena kebijakan DPC pasti kalah dengan kebijakan DPP,” kata dia.

Contoh lain, menurut Sugeng, ketika PKS membangun koalisi dengan sejumlah parpol di Pilkada Solo 2024. Pembicaraan koalisi sudah dilakukan PKS dengan Partai Gerindra dan PAN. Tapi akhirnya rencana koalisi tersebut gagal.

“Okay buat koalisi lawan PDIP. Tapi tiba dinane, tiba-tiba Pak Prabowo bilang ke Mas Ardianto di Solo, hey kamu jangan macam macam, dukung Gibran, selesai. Pak Sapari juga diminta dukung Gibran,” tutur dia.

Advertisement

Dikarenakan dinamika tersebut, Sugeng melanjutkan PKS absen atau tidak mendukung calon yang ada. “Tiga hal itu sangat berpengaruh. Seperti apa pun kami membuat koalisi, digodok sedemikian rupa, hasil akhirnya tergantung kepada konstelasi Pilkada Jateng dan kebijakan DPP,” kata dia.

Ihwal absennya PKS di Pilkada Solo 2020, dikarenakan tahu persis siapa figur Cawali-Cawawali dari jalur perseorangan. PKS memutuskan absen di Pilkada juga supaya menjadi referensi politik ke depan.

“Waktu itu sebenarnya pinginnya calon tunggal. Tapi ada independen yang dikondisikan sedemikian rupa, kita tahu persis. Makanya kami tidak dukung Mas Gibran juga tidak dukung independen karena tahu persis siapa independen itu. Mending abstain saja. Biar jadi referensi politik ke depan,” terang dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif