SOLOPOS.COM - Dandim 0727/Karanganyar, Letkol (Czi) Santy Karsa Tarigan, (kanan depan), bersama anggota Kodim 0727/Karanganyar membuat lubang biopori di halaman Makodim Karanganyar Jumat (12/5). (Istimewa/Bagian Penerangan Kodim 0727/Karanganyar)

Pembuatan biopori di Karanganyar digalakkan.

Solopos.com, KARANGANYAR — Kodim 0727/Karanganyar menggalakkan pembuatan biopori di wilayah rawan banjir. Dandim 0727/Karanganyar, Letkol (Czi) Santy Karsa Tarigan, memulai gerakan massal pembuatan lubang biopori kali pertama di halaman Makodim pada Jumat (12/5/2017).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Dandim dibantu sejumlah anggota membuat lubang biopori menggunakan earth drill atau bor biopori. Dandim menuturkan Korem 074/Warastratama mendapatkan bantuan 10 unit earth drill dan sejumlah pipa.

Pembuatan biopori bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS). Kodim 0727/Karanganyar mendapat bantuan satu unit bor biopori dan sepuluh buah pipa.

“Tujuan utama mengurangi risiko banjir akibat genangan air hujan. Gerakan ini dimulai dari Makodim, rumah dinas Dandim, lalu ke setiap koramil dan rumah anggota. Sasaran selanjutnya adalah wilayah di Karanganyar rawan banjir,” kata Dandim saat ditemui wartawan di Makodim, Jumat.

Setelah menyelesaikan pembuatan biopori di lingkungan Kodim dan Koramil di Karanganyar, kegiatan dilanjutkan menyasar masyarakat. Prioritas kegiatan adalah masyarakat yang tinggal di daerah dataran rendah, seperti Jaten, Kebakkramat, dan sekitarnya.

“Yang sering banjir. Harapan kami, begitu hujan turun, air langsung masuk ke tanah. Kalaupun banjir, itu akibat luapan Sungai Bengawan Solo tetapi bukan karena air hujan tidak bisa terserap tanah,” tutur dia.

Pemasangan lubang biopori di wilayah bantaran Sungai Bengawan Solo akan menggandeng warga sekitar dan instansi lain. Menurut Dandim, pembuatan lubang biopori juga dapat dimanfaatkan untuk membuat pupuk kompos.

Lubang sedalam 1 meter diisi daun kering dan bahan lainnya. Setelah membusuk, bisa diambil dan diisi kembali dengan materi organik baru.

Pemasangan biopori harus memperhatikan jarak ideal 1,5 meter antarlubang supaya peresapan efektif.  “Kami juga mendapatkan alat manual pembuatan lubang biopori. Ada 20 unit. Itu akan mempercepat pelaksanaan di lapangan.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya