Soloraya
Rabu, 4 Juli 2018 - 19:40 WIB

Kolam Renang Brondong, Wisata Air di Kawasan Rawan Kekeringan Klaten

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, KLATEN</strong> — Desa Keputran menjadi pusat pemerintahan Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Di desa tersebut, terdapat kantor kecamatan, Koramil, Mapolsek, pelayanan kesehatan, hingga salah satu pasar tradisional yang cukup dikenal yakni Pasar Kembang.</p><p>Memiliki luas wilayah 172 hektare (ha) dan jumlah penduduk sekitar 3.635 jiwa, Keputran <a title="Ayah Kehilangan Nyawa demi Selamatkan Anaknya di Rawa Jombor Klaten" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180627/493/924682/ayah-kehilangan-nyawa-demi-selamatkan-anaknya-di-rawa-jombor-klaten">berbatasan dengan</a> Desa Kadilajo dan Desa Somokaton, Kecamatan Karangnongko, Klaten. Potensi alam yang ada di desa itu jarang dimiliki desa lainnya di Kecamatan Kemalang yang kerap menjadi langganan kekeringan saat kemarau tiba. Potensi itu yakni sumber mata air.</p><p>Keputran memiliki tujuh sumber mata air yang tersebar di berbagai wilayah. Hingga kini ketujuh sumber mata air itu masih terawat. Salah satu upaya perawatan melalui penanaman pohon di sekitar sumber air.</p><p>&ldquo;Kami sering menanam tanaman keras seperti pohon pule serta pohon gayam. Itu menjadi salah satu upaya kami merawat air di daerah tangkapan air,&rdquo; kata Kepala Desa Keputran, Wuryanto Nugroho, saat ditemui <em>solopos.com </em>di Klaten, Jumat (29/6/2018).</p><p>Upaya merawat <a title="Lebaran, 3.000 Lebih Wisatawan Kunjungi Bukit Cinta Klaten" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180624/493/923587/lebaran-3.000-lebih-wisatawan-kunjungi-bukit-cinta-klaten">sumber mata air</a> itu tak lain dimaksudkan agar air bisa dimanfaatkan warga. Terutama ketika kemarau tiba dan warga di desa lainnya mulai membeli air bersih. Tak hanya dimanfaatkan untuk kebutuhan air warga serta irigasi, keberadaan sumber mata air itu mulai dikelola menjadi objek wisata seperti sumber mata air Brondong.</p><p>Pemerintah desa setempat membangun sejumlah kolam sejak 2016 di sekitar sumber mata air Brondong dan mulai dioperasikan sejak 2018 dengan dikelola BUM desa. Kawasan wisata air itu menjadi alternatif bagi warga di wilayah lereng Merapi agar tak perlu jauh-jauh menikmati wisata air.</p><p>Soal omzet per bulan, Wuryanto mengatakan mampu menghasilkan pendapatan Rp15 juta-Rp20 juta. &ldquo;Penataan masih terus kami lakukan,&rdquo; kata Wuryanto.</p><p>Tak hanya sumber mata air Brondong, sumber mata air lainnya direncanakan digarap menjadi <a title="Libur Lebaran, Penjual Gerabah Klaten Raup Rp5 Juta/Hari" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180620/493/923267/libur-lebaran-penjual-gerabah-klaten-raup-rp5-jutahari">objek wisata</a>. Kawasan yang digarap itu yakni Sungai Sliling yang direncanakan menjadi kawasan <em>outbond</em>.</p><p>&ldquo;Kami sudah membuat profil kawasan yang akan menjadi objek wisata itu,&rdquo; urai dia.</p><p>Salah satu pengunjung kolam renang di sumber mata air Brondong, Muji, 40, mengatakan kolam renang yang dibangun di Keputran menjadi alternatif baru untuk berwisata air.</p><p>&ldquo;Selama ini paling dekat untuk wisata air ya ke Prambanan atau ke Kebonarum. Wisata ini menjadi menarik karena berada di kecamatan yang kerap menjadi daerah rawan kekeringan,&rdquo; kata warga Kecamatan Manisrenggo, Klaten, itu.</p>

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif