SOLOPOS.COM - Dua bocah bermain air di kolam renang dengan kedalaman 60 cm di Kolam Renang Pancuran, Desa Dukuh, Kecamatan Tangen, Sragen, Jumat (8/9/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Kolam Renang Pancuran di Dukuh Kauman, Desa Dukuh, Kecamatan Tangen, Kabupaten Sragen bisa dibilang spesial. Pasalnya, Ini menjadi satu-satunya kolam renang yang ada di tiga kecamatan, yakni Tangen, Jenar, dan Gesi.

Kehadiran Kolam Renang Pancuran tak lepas dari ditemukannya sumber air di Desa Dukuh. Kini, destinasi wisata yang dibuka pada Januari 2023 lalu tersebut menjadi salah satu rujukan warga untuk melepas penat. Tak aneh bila setiap akhir pekan Kolam Renang Pancuran dibanjiri pengunjung.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Objek wisata air ini dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Aulia Desa Dukuh. Segmen yang disasar adalah anak-anak dan dewasa. Untuk anak-anak disediakan kolam dengan kedalaman 60 cm. Sementara untuk dewasa tersedia kolam dengan kedalaman mulai dari 1 meter hingga 2,1 meter.

Direktur BUMDesa Aulia, Sunarto, saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (8/9/2023), memaparkan Kolam Renang Pancuran menempati tanah kas desa seluas 1 hektare. Namun yang terpakai baru 3/4-nya. Selebihnya masih berupa kebun papaya dan lahan kosong.

Kolam renang Pancuran sragen
Kolam dewasa dengan kedalaman 2,1 meter di Kolam Renang Pancuran, Desa Dukuh, Kecamatan Tangen, Sragen, Jumat (8/9/2023).(Solopos.com/Tri Rahayu)

Ke depan, ia bersama Kepala Desa Dukuh, Slamet Widodo, berencana mengembangkan kawasan itu untuk dijadikan pusat objek wisata desa. Sunarto ingin menambah wahana agar Kolam Renang Pancuran memiliki daya tarik lebih sehingga pengunjung semakin bertambah.

“Kolam ini dibangun secara bertahap mulai 2017 dengan total anggaran sampai ratusan juta rupiah. Sosialisasi dan marketing dilakukan dengan menyebarkan brosur promosi ke sekolah-sekolah, membuat poster, stiker, dan seterusnya. Alhamdulillah setiap hari bisa mendapatkan pemasukan Rp250.000/hari untuk Senin-Jumat,” jelas Sunarto.

Di hari kerja, Senin-Jumtat, rata-rata jumlah kunjungan 50 orang/hari. Sementara untuk Sabtu, pengunjung bisa 100-120 orang/hari. Puncaknya di hari Minggu yang mencapai 400 orang.

Tiket masuk Kolam Renang Pancuran terbilang sangat murah yakni Rp5.000 orang. “Khusus untuk paketan anak sekolah tiket masuk dijual Rp3.000/orang. Selama enam bulan buka ini, kami bisa meraup pendapatan Rp13 juta-Rp21 juta per bulan. Pendapatan itu masih ada sisa setelah digunakana untuk operasional kolam tetapi belum bisa berkontribusi ke pendapatan asli desa (PADesa),” kata Sunarto.

Kades Dukuh, Slamet Widodo, berencana menambah sajian hiburan di kolam renang dan kuliner. Selain itu akan ada tambahan wahana bermain anak seperti mobil-mobilan.

Sumber air untuk kolam berasal dari dua sumur dari wilayah sekitar. Sebelum dibangun kolam renang, di tanah kas desa tersebut terdapat sumber air dan dikenal dengan sebutan kawasan Pancuran.

“Daerah ini merupakan satu-satunya daerah di Gesi, Tangen, dan Jenar yang bisa digali untuk sumur dalam. Dulu ada sumber airnya. Kemudian dibangun untuk dimanfaatkan warga tetapi airnya malah meluber,” jelasnya.

Lebih jauh Slamet mengaku pengembangan Kolam Renang Pancuran menghadapi tantangan ketersediaan modal. Pengelola membutuhkan suntikan investasi untuk menambah berbagai wahana dan fasilitas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya