SOLOPOS.COM - Motif karpet di ruang utama Masjid Raya Sheikh Zayed, Kamis (23/2/2023). (Solopos.com/Nova Malinda).

Solopos.com, SOLO —Ruang utama Masjid Raya Sheikh Zayed memiliki karpet yang mengandung makna sarat di dalamnya. Dilihat sekilas dari motifnya, corak karpet tersebut memadukan antara motif bunga, daun, batik, dan tulisan arab. Salah satunya, tulisan arab ini ditemukan tepat di tengah ruang utama.

Pengelola Masjid Raya Sheikh Zayed, Munajat, menjelaskan karpet yang digelar di ruang utama masjid tersebut mengkombinasikan motif kearifan lokal di Indonesia dengan motif ala negara Timur Tengah.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Motif karpet tersebut menggabungkan antara batik Pekalongan yang berwarna kebiruan, kemudian batik Solo yang berwarna kecokelatan. Sementara di tengahnya, bermotif arab yang bentuknya melingkar.

“Mungkin tidak kelihatan [jika tidak dicermati dengan seksama], tapi kan indah,” ujar dia saat ditemui di masjid tersebut, Kamis (23/2/2023).

Menurut Munajat, konsep wisata masjid akan menekankan akulturasi budaya antara Uni Emirat Arab (Uni Emirat Arab) dan Indonesia.

“Akulturasi atau komunikasi budaya antara UEA dan Indonesia, khususnya Solo,” kata dia.

Menurut Ketua DPC Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (Asita) Solo, Pri Siswanto, wisata religi di Masjid Raya Sheikh Zayed bisa cocok untuk warga lanjut usia.

Namun tidak menutup kemungkinan juga bisa dinikmati oleh anak muda dengan mengedepankan edukasi budaya. Artinya wisata edukasi bisa ditawarkan ke semua level usia.

“Ini bisa untuk edukasi juga, karena di belakang nanti juga dibangun culture center. Artinya bukan hanya untuk wisata [ibadah] salat, wisata umat muslim saja. Tapi kami menangkap culture nya ada Indonesia dan Arab yang di-match-kan di sini,” ucap dia.

Untuk kegiatannya, pihak agen dan travel siap menyesuaikan dengan agenda masjid. Pri menjelaskan tidak ada kegiatan lain di luar selain yang diizinkan oleh pengelola masjid. “Mereka punya jadwal dari masjid. Kalau kami mau bergabung, silakan sesuai jadwal yang ada,” jelas dia.

Sementara, Asita membutuhkan pemandu wisata agar pesan dan makna masjid yang ingin dibagikan kepada wisatawan bisa tersampaikan dengan baik. Karena pengelola masjid tidak menyediakan pemandu, setidaknya asita akan berkoordinasi dengan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI).

“Kalau dapat expert client, akan lebih bagus, lebih lengkap kalau dengan pemandu,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya