Soloraya
Rabu, 7 September 2011 - 18:06 WIB

Komisi II kritik puncak Syawalan

Redaksi Solopos.com  /  Nadhiroh  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok. SOLOPOS), BEREBUT KETUPAT--Pengunjung berebut ketupat pada puncak perayaan syawalan di Bukit Sidoguro, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Selasa (6/9/2011). (JIBI/SOLOPOS/Muhamad Khamdi)

Ilustrasi (Dok. SOLOPOS), BEREBUT KETUPAT--Pengunjung berebut ketupat pada puncak perayaan syawalan di Bukit Sidoguro, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Selasa (6/9/2011). (JIBI/SOLOPOS/Muhamad Khamdi)

Klaten (Solopos.com)–Komisi II DPRD Klaten mengkritik pelaksanaan Kirab Gunungan Ketupat sebagai puncak acara Syawalan yang digelar di Bukit Sidoguro, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Selasa (6/9/2011) lalu.

Advertisement

Wakil Ketua Komisi II DPRD Klaten, Sunarto saat ditemui wartawan, Rabu (7/9/2011), mengatakan pelaksaan Kirab Gunungan Ketupat kali ini relatif lebih sepi dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya.

Hal itu tidak lepas dari minimnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan yang digelar setahun sekali ini. Sebanyak 18 gunungan ketupat yang dikirab merupakan hasil kreasi dari  instansi pemerintah dan swasta.

“Tak satupun kelompok masyarakat yang ambil bagian dalam membuat kreasi ketupat itu. Ini sangat disayangkan, Lebaran Ketupat merupakan tradisi di masyarakat. Kalau gunungan ketupat itu dibuat oleh instansi pemerintah dan swasta berarti itu bukan tradisi masyarakat melainkan tradisi pemerintah dan swasta,” tukas politisi dari Fraksi Partai Golkar ini saat ditemui di kantornya.

Advertisement

Hal senada juga dikemukakan Ketua Komisi II DPRD Klaten, Andi Purnomo. Menurut politisi dari PDI Perjuangan ini, minimnya jumlah kunjungan masyarakat di acara Kirab Gunungan Ketupat tidak lepas dari mahalnya harga tiket masuk senilai Rp 5.000 dan tarif parkir senilai Rp 3.000 untuk sepeda motor.

(mkd)

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif