SOLOPOS.COM - Petani di wilayah Kecamatan Ngawen, Klaten, menggarap lahan mereka yang berdekatan dengan lokasi proyek pembangunan jalan tol Solo-Jogja, Selasa (12/12/2023). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Komunitas Petani Muda Klaten (KPMK) melihat ada perkembangan menggembirakan di sektor pertanian dari hasil Sensus Pertanian (ST) 2023 yang diadakan Badan Pusat Statistik (BPS). Meski tak siginifikan, komunitas menilai ada kenaikan jumlah petani muda rentang usia 15 tahun hingga 24 tahun.

Pembina KPMK Klaten, Yusuf Murdani, mengatakan ada dua poin yang ditangkap komunitas dari hasil ST 2023. Pertama, jumlah petani muda Klaten rentang usia 25-34 tahun menunjukkan tren penurunan dari semula 5,05 persen pada ST 2013 menjadi 4,29 persen pada ST 2023.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Namun, jumlah petani muda Klaten rentang usia 15-24 tahun menunjukkan tren kenaikan selama 10 tahun terakhir meski tipis. “Dari 0,18 persen pada ST 2013 menjadi 0,37 persen pada ST 2023,” kata Yusuf saat berbincang dengan Solopos.com, Minggu (17/12/2023).

Melihat angka tersebut, Yusuf mengatakan rentang usia yang menjadi target utama Komunitas Petani Muda Klaten mengalami kenaikan. Sejak awal dirintis, komunitas ini tidak mengambil nama komunitas petani milenial.

Hal itu, jelas Yusuf, karena generasi milenial merupakan generasi yang lahir antara 1980-1995. Saat ini mereka rata-rata sudah pada usia produktif dan sudah memikirkan kebutuhan keluarga.

“Sementara generasi Z rentang usia 15-24 tahun baru mencoba dunia kerja. Dengan lebih awal diperkenalkan secara masif tentang pertanian melalui komunitas, mereka tertarik. Anak-anak muda usia 15-24 tahun merasa ada wadah atau pun ekosistem yang sefrekuensi hingga mereka percaya diri menyebut diri petani,” kata Yusuf.

Komunitas Petani Muda Klaten saat ini memiliki jumlah anggota sekitar 300 orang. Saat awal komunitas itu dirintis pada 2020 silam, jumlah anggota yang berada pada rentang usia muda tersebut sekitar 10-20 orang. Saat ini, jumlah anggota pada rentang usia 15-24 tahun menjadi 50-60 orang.

Para petani muda itu bergerak di sektor petanian pangan seperti jagung dan padi, hortikultura, peternakan domba maupun kambing, serta sektor jasa. Rata-rata para petani muda tertarik pada bidang agribisnis serta pertanian hortikultura.

Alasan Anak Muda Kurang Tertarik Jadi Petani

Yusuf mengungkap alasan para petani muda cenderung kurang tertarik di sektor pertanian padi lantaran biaya produksi masih tinggi terutama untuk tenaga kerja serta masih terkendala pada persoalan pupuk.

Ketua Komunitas Petani Muda Klaten itu mengatakan rata-rata petani belum berani menjalankan pertanian organik. Dia mengakui harga jual hasil panen padi saat ini sebenarnya tinggi. Namun, karena pangan adalah kebutuhan umum, harga tetap ditekan agar terjangkau masyarakat umum.

“Kemudian persoalan lahan yang sempit menjadi alasan pokok sebenarnya. Karena kalau menanam hortikultura misalkan cabai di lahan satu patok hasilnya lebih banyak daripada padi,” jelas Yusuf.

Disinggung alasan ketertarikan anak muda itu di sektor pertanian, Yusuf menjelaskan kebanyakan karena latar belakang keluarga petani. “Kemudian ada yang berpikir kritis bahwa mereka sadar pentingnya profesi petani di negara agraris sehingga mencoba bertahan dengan idealisme mereka untuk menjadi petani,” ungkap dia.

Komunitas Petani Muda Klaten selama ini memiliki sejumlah program untuk menarik minat serta menjaga anak muda tertarik di dunia pertanian. Ada tiga kegiatan utama yakni ngobrol pertanian atau Ngoper sebagai langkah awal untuk edukasi ke masyarakat umum.

Kemudian atraksi atau praktik langsung dari teori yang diperoleh saat Ngoper. Program ketiga yakni Ngaji Tani sebagai bentuk monitoring dan evaluasi.

Ada enam basecamp KPMK di Klaten yang tersebar di Kecamatan Tulung, Jatinom, Karanganom, Polanharjo, Cawas, dan Prambanan. Saat ini, komunitas terus menggandeng berbagai pihak untuk menggulirkan program-program lain guna menumbuhkan petani muda di Kabupaten Bersinar.

Seperti diberitakan sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Klaten merilis hasil ST 2023 tahap I. Salah satu hasil sensus yang dirilis yakni jumlah petani milenial dan petani muda di Klaten.

Hasil Sensus Pertanian 2023

Pada ST 2023, petani di Klaten masih didominasi petani berumur lebih dari 45 tahun. Perinciannya, kelompok usia 55-64 tahun sebanyak 32.697 orang. Disusul usia 45-54 tahun sebanyak 27.654 orang, usia 65 tahun ke atas sebanyak 27.408 orang.

Sementara kelompok usia 35-44 tahun ada 16.545 orang. Kelompok umur 25-34 tahun sebanyak 4.702 orang, umur 15-24 tahun sebanyak 405 orang, serta kurang dari 15 tahun sebanyak empat orang.

Dari penjelasan BPS Klaten, empat orang kelompok usia di bawah 15 tahun ini beternak seperti ternak burung dan ayam. Sementara itu, jumlah petani milenial kelompok umur 19-39 tahun di Klaten tercatat sebanyak 11.236 orang.

Jumlah itu sebesar 10,27 persen dari total jumlah petani di Klaten sebanyak 109.415 orang. Kepala BPS Klaten, Rudi Cahyono, mengatakan ST 2023 digelar pada 1 Juni-31 Juli 2023.

Metode pencacahan dilakukan dengan mendatangi satu per satu petani atau door to door pada daerah perdesaan. Sementara wilayah perkotaan secara snow ball atau getok tular. Pertanian di Klaten terkonsentrasi di daerah perdesaan.

“Harapan kami dari ST 2023 ini, data yang sudah disediakan bisa dimanfaatkan secara penuh oleh pemerintah khususnya untuk memperbaiki atau meredesain kebijakan pembangunan khususnya di sektor pertanian,” kata Rudi seusai diseminasi hasil pencacahan ST 2023 tahap I, Selasa (12/12/2023).

Belum semua hasil sensus dirilis. BPS bakal merilis hasil ST 2023 tahap II pada 2024 nanti. Salah satu data yang bakal disajikan pada rilis tahap II yakni terkait perkembangan luas lahan pertanian di Klaten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya