Soloraya
Minggu, 9 April 2017 - 16:00 WIB

Komunitas SMC Lakukan Ini untuk Cegah Kecelakaan Lalu Lintas di Sragen

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah pemuda anggota SMC mengeruk lumpur hitam di pinggir Jl. Raya Sukowati Beloran, Sragen Kulon, Sragen, Minggu (9/4/2017). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Puluhan anggota komunitas SMC mengadakan aksi sosial guna mengurangi kecelakaan di jalan.

Solopos.com, SRAGEN — Debu beterbangan di jalan saat kendaraan berat atau bus antarkota antarprovinsi (AKAP) melintas di simpang tiga Beloran, Sragen Kulon, Sragen. Perpohonan di sekitar pertigaan itu tak lagi terlihat hijau karena tertutup debu tipis berwarna cokelat.

Advertisement

Sejumlah gerobak pedagang kaki lima (PKL) juga penuh debu. Debu itu akibat material tanah yang digunakan untuk menguruk lubang jalan di pertemuan ring road selatan atau Jl. R.A. Kartini dengan Jl. Raya Sukowati beterbangan.

Dwi Hartanto, Ketua Sragen Motor Comunities (SMC), yang biasa menongkrong di sekitar simpang tiga itu pun menjadi gerah. Apalagi belakangan ia sering melihat banyak warga yang kecelakaan lalu lintas ringan karena terpeleset debu kering atau debu basah yang menjadi lumpur setelah diguyur hujan. (Baca: Aksi Tutup Jeglongan Sewu Berefek, Jalan Berdebu dan Ganggu Kesehatan Warga)

Advertisement

Dwi Hartanto, Ketua Sragen Motor Comunities (SMC), yang biasa menongkrong di sekitar simpang tiga itu pun menjadi gerah. Apalagi belakangan ia sering melihat banyak warga yang kecelakaan lalu lintas ringan karena terpeleset debu kering atau debu basah yang menjadi lumpur setelah diguyur hujan. (Baca: Aksi Tutup Jeglongan Sewu Berefek, Jalan Berdebu dan Ganggu Kesehatan Warga)

Dwi juga disambati warga sekitar yang mengalami gangguan pernapasan karena menghirup debu yang beterbangan setiap hari. Kondisi yang sudah berlangsung beberapa pekan itu membuat Dwi dan anak muda yang tergabung dalam komunitas motor Sragen tergerak.

Kopi darat gabungan dari 27 komunitas motor berlangsung Sabtu (8/4/2017) malam. Spontanitas mereka bersepakat mengadakan aksi sosial di simpang tiga Beloran itu.

Advertisement

Mereka menggandeng Unit Pendidikan dan Rekayasa Lalu Lintas (Dikyasa Lantas) Polres Sragen, Palang Merah Indonesia (PMI), dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Sragen untuk bekerja bakti bersama.

Mereka guyub rukun menyapu debu yang dikucuri air dari mobil tangki PMI dan mengeruk lumpur di pinggir jalan protokol itu menggunakan cangkul lalu memasukkannya ke dalam sak. Ada puluhan sak berisi lumpur tertumpuk di trotoar.

“Lumpur-lumpur ini nanti tanggung jawabnya DPU untuk membuangnya. Kami sudah koordinasi dengan DPU,” kata Dwi saat berbincang dengan Solopos.com di sela-sela kegiatan, Minggu (9/4/2017).

Advertisement

Dwi berharap lewat kegiatan bersama ini bisa mengurangi risiko lalu lintas dan keluhan warga terkait debu juga berkurang. Kegiatan seperti itu akan dilakukan Dwi dan teman-temannya di lokasi berbeda.

Dwi sudah menginventarisasi lokasi yang menjadi target bersih-bersih, yakni simpang tiga Terminal Lama dan simpang tiga Pungkruk. Dua simpang tiga itu merupakan jalur padat kendaraan berat.

Simpang tiga terminal lama merupakan pintu masuk menuju jalur ring road selatan. Sementara simpang tiga Pungkruk, Sidoharjo, merupakan pintu masuk kendaraan berat ke jalur ring road utara.

Advertisement

Rizky Kentang, 24, pemuda anggota Komunitas Matic 17 atau M-17 membawa 10 temannya untuk bergabung dalam aksi itu. Risky dan teman-temannya mengetahui kegiatan itu dari komunikasi lewat media sosial, seperti Whatsapp (WA) dan Blackberry Messanger (BBM).

“Kami bangga bisa bergabung di kegiatan sosial ini. Jalan ini banyak dilewati orang. Dengan kegiatan ini bisa bermanfaat untuk orang lain. Sebelumnya, kami juga melakukan kegiatan serupa di simpang tiga Paldaplang, Ngrampal, Sragen,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif