SOLOPOS.COM - Illusions Crew (Dok/JIBI/Solopos)

Komunitas Solo yang fokus dalam tari breakdance ini menamakan diri Illusions Crew.

Solopos.com, SOLO — Di Solo ada komunitas yang mewadahi kreativitas pemuda penyuka jenis tarian patah-patah alias breakdance. mereka menakan diri Illusions Crew, komunitas yang semangat mengajak kaula muda Solo untuk menyalurkan bakat menari breakdance.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Ada beberapa remaja yang justru terlihat asyik menggerakkan tubuhnya diiringi musik di Pendapa Plaza Sriwedari beberapa malam lalu. Gerakan tarian mereka berbeda dengan goyangan pengunjung THR Sriwedari yang berada di sebelah barat pendapa tersebut.

Gerakan menari layaknya robot yang ditunjukan para remaja tersebut, adalah gerakan tari yang dikenal dengan nama breakdance atau tarian patah-patah yang cukup dikenal remaja Indonesia pada era tahun 1984-1990an.

Kendati ketertarikan remaja tersebut pada tarian ini sudah tidak seperti saat kali pertama masuk ke Indonesia, namun mereka yang tergabung dalam Komunitas Breakdance, Illusions Crew tetap bersemangat.

Para remaja terbut justru ingin menunjukkan tarian jalanan asal Amerika Serikat tersebut, bisa dikombinasikan dengan tarian tradisional dari Indonesia dan gerakan-gerakan olahraga.

Tidak hanya itu, menurut Denik Yudha, Koordinator Illusions Crew yang lebih dikenal dengan nama breakdancer boy (Bboy) Nick-d, mereka juga ingin menghapus pandangan tak sedap, yang menyatakan bahwa komunitas seperti itu identik dengan minuman keras.

Breakdance itu perlu kekuatan fisik dalam setiap gaya tariannya, bayangkan saja kalau kami mengonsumsi miras apa bisa melakukan gerakan berdiri dengan satu tangan atau gerakan lainnya. Jadi no drugs dan miras,” tegas Denik kepada Solopos.com, beberapa waktu lalu.

Hal itu juga dibenarkan Nova, yang akrab disapa Bboy Launcher, lulusan salah satu SMK Negeri di Solo. Menurut Nova, dirinya semula dilarang ikut Illusions Crew tersebut dan berlatih breakdance bersama anggota komunitas itu.

“Ya mungkin karena orang tua saya berpikir jika ikut komunitas malah ikut-ikutan mengonsumsi miras. Namun setelah saya buktikan, apalagi ikut lomba-lomba akhirnya orang tua mendukung,” terang Nova.

Menurut Nova, untuk melakukan sejumlah gerakan breakdance, seperti Top Rock, Freeze, dan Foot Walk butuh kekuatan fisik. Jadi tidak mungkin kuat jika mengonsumsi miras.

Sementara itu, menurut Denik, selain latihan fisik seperti jogging, anggota komunitas juga harus mampu melatih kreativitasnya. Karena harus menunjukan gaya tarian masing-masing sebagai ciri khas seorang Bboy.

“Apalagi setiap gaya yang ditampilkan saat perform breakdance bisa menjadi bentuk ekspresi penarinya atau Bboy,” tutur Denik.

Untuk menambah variasi gaya tarian, menurut Wendy yang dikenal dengan sebutan Bboy So Steel, anggota komunitas bisa memadukan variasi tarian mereka dengan tarian-tarian tradisonal atau kreativitas sendiri setelah melihat penampilan Bboy lain melalui situs berbagi video Youtube.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya