SOLOPOS.COM - Komunitas Solo Bengawan Lowrider (Dok/JIBI/Solopos)

Komunitas Solo ini adalah Solo Bengawan Lowrider yang awal terbentuk di bengkel sepeda.

Solopos.com, SOLO — Komunitas Solo Solo Bengawan Lowrider mewadahi para penggemar sepeda custom di Kota Bengawan.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Komunitas Solo Bengawan Lowrider, wadah pemilik sepeda custom atau lebih dikenal dengan sebutan sepeda lowrider terbentuk pada 2007. Komunitas ini kali pertama dibentuk di sebuah bengkel sepeda, yaitu bengkel sepeda Gobex milik Rahmat Ashadi. Bengkel tersebut secara otomatis, menjadi saksi ketika beberapa orang mulai tertarik dengan sepeda modifikasi, hasil karya Rahmat yang sekarang lebih akrab dipanggil Gobex.

Beberapa orang yang datang ke bengkel Gobex, semula hanya penggemar sepeda “kebo” yang nongkrong dan sekadar melihat kegiatan Gobex di bengkelnya. Mereka yang suka kumpul di bengkel sepeda itu, Wempi, Anung, dan Andi.

Dijelaskan Anung Widi, Ketua Solo Bengawan Lowrider, saat nongkrong itu kemudian muncul ide untuk kumpul di depan gerbang Balai Kota Solo setiap Sabtu malam. Tidak hanya nongkrong setiap malam Minggu, mereka juga mulai memodifikasi sepedanya.

Kehadiran para pesepeda modifikasi menjadi daya tarik pesepeda lainnya.

“Akhirnya, banyak yang ikut nongkrong setiap Sabtu malam. Mereka juga ikutan memodifikasi sepedanya. Sehingga kami pun sepakat di akhir 2007 membentuk Komunitas Solo Bengawan Lowrider,” tutur Anung Widi kepada Solopos, beberapa waktu lalu di car free day.

Keberadaan sepeda modifikasi yang dipromosikan Solo Bengawan Lowrider diakui Gobex, sempat booming di 2009. Banyak pesepeda yang ikutan memodifikasi sepedanya. “Namun memasuki tahun 2010, mulai surut seiring dengan kehadiran sepeda fixie. Namun booming sepeda fixie hanya berlangsung satu tahun, sehingga 2011 sepeda modifikasi mulai dikenal kembali hingga saat ini,” tutur Gobex.

Seiring naiknya pamor sepeda modifikasi, maka anggota Solo Bengawan Lowrider, diakui Anton, pengurus komunitas tersebut, bertambah. Tercatat sampai saat ini ada 40 pemilik sepeda lowrider yang bergabung.

“Kami juga mengubah waktu nongkrong. Dari semula Sabtu malam digeser menjadi Minggu pagi di pojok perempatan Ngarsopura pas kegiatan car free day. Ada rencana acara nongkrong ditambah pas Rabu malam dengan nama Raul [Rabu gaul],” ujar dia.

Pas acara nongkrong, tambah Anton, biasanya digunakan untuk diskusi membahas kegiatan gowes bareng. Bisa juga diskusi mengenai suku cadang dan model sepeda modifikasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya