SOLOPOS.COM - Womenpreneur Community (Dok/JIBI/Solopos)

Komunitas Solo kali ini adalah Womenpreneur Community (WPC) Solo.

Solopos.com, SOLO — Womenpreneur Community (WPC) merupakan wadah bagi wanita dalam mengembangkan kewirausahaan. Anggota komunitas Solo tersebut dapat belajar dan berbagi pengalaman soal mengembangkan bisnis atau usahanya.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Di depan salah satu ruangan di Hotel D’Wangsa Jl. Slamet Riyadi Solo, beberapa waktu lalu, berjejer sejumlah produk yang diletakkan di atas sebuah meja. Produk yang diperlihatkan beragam, ada yang berupa makanan, cindera mata, pernik-pernik hiasan, dan syal. Semua produk yang dipamerkan tersebut milik peserta seminar Peningkatan Penjualan Secara Online Melalui Facebook dan Twitter, yang digelar oleh Womenpreneur Community (WPC) pusat.

Nantinya, barang-barang yang merupakan hasil usaha dari anggota Womenpreneur Community Chapter Solo itu akan dipresentasikan di hadapan para mentor komunitas WPC yang sengaja hadir untuk melihat kemajuan anggota mereka.

“Ya WPC merupakan wadah bagi wanita Indonesia dalam mengembangkan wirausaha. Baik yang sudah punya usaha, belum punya usaha atau berminat punya usaha,” terang Koordinator WPC Chapter Solo, Stefany Esti Mulatsasi kepada Solopos, beberapa waktu lalu seusai seminar.

Di Womenpreneur Community, anggota bisa belajar dan berbagi pengalaman bagaimana mengembangkan bisnis atau usahanya agar mampu bersaing di pasaran dengan bimbingan dari mentor WPC.

“Hal ini sesuai dengan moto dari Womenpreneur Community, yakni Sharing, Learning and Networking. Yakni berbagi pengalaman dan ilmu, belajar dan membangun jaringan bisnis,” ujar Stefany yang akrab disapa Diajeng Pephy itu.

Penjualan secara online melalui Facebook, menurut Pephy sesuai dengan ide awal dari pendiri WPC, Irma Sustika yang ingin wanita terutama ibu rumah tangga bisa memanfaatkan media sosial tersebut untuk kegiatan usaha tidak hanya sebagai media ngerumpi atau berkeluh kesah.

Hal itu diakui Rani Amelia yang memiliki usaha jamur krispi merk Q’ jamur dan menjualnya secara online. Karena jika dulu konsinyasi atau dititipkan di agen penjualan tertentu, maka barang kembali. Sementara, jika penjualan online yang mengarahkan pembeli untuk memesan, maka pembayaran langsung tunai.

Sejak bergabung satu tahun lalu di WPC dia juga merasakan banyak manfaat. Semula produknya sama dengan produk serupa di pasaran. Setelah dinilai oleh para mentor, akhirnya disarankan agar produknya dikemas secara menarik, agar mampu bersaing dan memiliki daya jual tinggi.

“Produk saya juga berbeda, karena setelah digoreng kemudian di masukan alat spin agar kandungan minyaknya hilang sehingga lebih renyah dan tahan lama,” tutur Rani.

Yang membuat Rani bersemangat untuk bergabung, karena anggota keluarga terutama suaminya sangat mendukung usaha yang tengah dijalaninya itu, apalagi mendapat bimbingan dari mentor di WPC.

Sementara itu, bagi Ana Mar Asna yang memiliki bisnis scarf multifungsi, batik sentuhan rajut merk Annatania, setelah bergabung dengan WPC lebih tahu tentang pengembangan konsep bisnis.

“Tidak hanya berjualan, karena orang bisnis bisa jual karena ada konsep dan pengembangan. Itu yang diajarkan para mentor di WPC,” ujar Ana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya