Soloraya
Senin, 22 Januari 2018 - 11:00 WIB

KOMUNITAS SOLORAYA : Begini Serunya Adu Kokok Ayam di Kontes Ayam Pelung Klaten

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panitia meletakkan bendera ke kandang ayam pelung saat digelar kontes ayam pelung di Monumen Juang '45, Klaten, Minggu (21/1/2018). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Komunitas Soloraya, kontes ayam pelung digelar di Monumen Juang ’45 Klaten.

Solopos.com, KLATEN — Sebanyak 38 ayam pelung lolos babak final kontes ayam pelung yang dilaksanakan di Monumen Juang ’45 Klaten, Minggu (21/1/2018). Kontes tersebut diikuti peserta dari berbagai daerah yakni Soloraya, Jawa Barat, DIY, serta Jawa Timur.

Advertisement

Pada Minggu sore, ayam-ayam tampak menegakkan kepala seakan menunjukkan kegagahan ketika mulai berkokok di Monumen Juang ’45. Suara mereka terdengar dari pelan hingga mengeras serta berdurasi antara lima detik hingga 10 detik.

Suara ayam-ayam itu menyerupai lolong serigala yang mengalun panjang. Ayam-ayam itu menundukkan kepala seiring kokokan berakhir.
Beragam cara dilakukan pemilik agar ayam mereka tak malu berkokok. Mulai dari menjentikkan jari hingga menunjukkan ayam betina. Suara teriakan dan tawa pun terdengar dari para pemilik ketika ada ayam yang bisa berkokok hingga durasi lama.

Advertisement

Suara ayam-ayam itu menyerupai lolong serigala yang mengalun panjang. Ayam-ayam itu menundukkan kepala seiring kokokan berakhir.
Beragam cara dilakukan pemilik agar ayam mereka tak malu berkokok. Mulai dari menjentikkan jari hingga menunjukkan ayam betina. Suara teriakan dan tawa pun terdengar dari para pemilik ketika ada ayam yang bisa berkokok hingga durasi lama.

Penampilan ayam yang diikutkan kontes sore itu mirip ayam jago bangkok. Namun, kedua ayam tersebut berbeda. Ayam pelung dewasa biasanya lebih besar dengan tinggi badan rata-rata 80 sentimeter, panjang sekitar 60 sentimeter, serta berat 4,5 kg hingga 5 kg.

Ayam peserta kontes ayam pelung di Monumen Juang ’45, Klaten, Minggu (21/1/2018). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Advertisement

Untuk diketahui, ayam pelung merupakan salah satu ayam asli Indonesia. Ayam itu berasal dari wilayah Cianjur, Jawa Barat. Kontes yang digelar kali pertama di Klaten menjadi ajang silaturahmi para peternak dan pecinta ayam pelung. Selain itu, kontes digelar untuk melestarikan serta mengenalkan ayam pelung.

Wijiyanto menjelaskan Pesso merupakan komunitas peternak dan pecinta ayam pelung di Soloraya. Para pecinta ayam tersebut terhitung cukup banyak. Terdapat sekitar 40 anggota Pesso yang tersebar di berbagai daerah di Soloraya.

Wijiyanto tak menampik melalui kontes tersebut juga menaikkan nilai jual ayam pelung khusunya ayam yang meraih juara. “Harga ayam pelung yang sudah juara kategori regional dan nasional itu biasanya diatas Rp10 juta. Kalau bakalan [ayam pelung yang berpotensi memiliki suara merdu] harganya rata-rata Rp2 juta hingga Rp2,5 juta,” kata pria asal Laweyan, Solo, itu.

Advertisement

Sekretaris Pesso, Triyono, menuturkan kategori kontes ada tiga yakni berat, penampilan, serta suara.

Dwi Oktarini, 38, menjadi salah satu peserta kontes sore itu. Sejak setahun terakhir, wanita asal Desa Mayungan, Kecamatan Ngawen itu beternak ayam pelung.

“Dulu sudah pernah ternak. Setelah baca-baca ada komunitasnya saya kembali beternak ayam pelung. Yang suka itu seni suaranya yang khas. Suaranya panjang. Kata tetangga, suaranya itu seperti lolong serigala,” katanya.

Advertisement

Soal pemeliharaan, Dwi mengaku tak terlalu kerepotan memilihara ayam pelung. Ia memberikan bekatul dicampur nasi dua kali sehari. “Sekali dalam sehari, makanannya ditambah buah seperti tomat dan pisang,” tutur dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif