Solopos.com, SRAGEN — Mengunjungi Museum Manusia Purba Sangiran di Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen seperti memotret jejak kehidupan manusia purba di sana.
Salah satu pelengkap destinasi wisata di Situs Sangiran yang dulunya sempat eksis adalah Menara Pandang Sangiran. Melalui menara ini wisatawan dulu bisa melihat pemandangan Kubah Sangiran, bagian atas dari kompleks Museum Sangiran. Berdiri tiga lantai, Menara Pandang Sangiran kini kondisinya memprihatinkan.
Saat Solopos.com, mencoba menaiki anak tangga demi mencapai puncak menara, ada perasaan waswas karena bangunan tersebut sudah tidak terawat. Kondisi lantai keramik sudah banyak yang terkelupas, jendala kayu mulai terkeropos, serta banyak coret-coretan di dinding.
Ketika sampai di puncak banggunan setinggi 11 meter ini, terlihat kompleks Museum Sangiran. Terlihat juga panorama Gunung Lawu yang pada Rabu (11/1/2023) tertutup awan, namun tak mengurangi kenikmatan memandang hamparan Situs Sangiran.
Ketika sampai di puncak banggunan setinggi 11 meter ini, terlihat kompleks Museum Sangiran. Terlihat juga panorama Gunung Lawu yang pada Rabu (11/1/2023) tertutup awan, namun tak mengurangi kenikmatan memandang hamparan Situs Sangiran.
Menara Pandang Sangiran tersebut tepatnya terletak di Dukuh Pagerejo, Desa Krikilan. Mengutip dari laman, kebudayaan.kemendikbud.go.id, pada Kamis (12/1/2023), menara pandang tersebut dibangun pada 1994, kurang lebih hampir 30 tahun yang lalu.
Menara pandang ini dahulunya dijadikan kawasan untuk melihat indahnya Museum Sangiran dan desa di sekitarnya. Para wisatawan dapat melihat pemandangan hamparan hijau pepohonan yang berjejer dari puncak menara ini.
Plt. Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Sragen, Sutrisna, mengaku mengunjungi menara pandang tersebut belum lama ini. Kondisinya memang tak layak. Pihaknya telah mengkaji untuk membangun kembali Menara Pandang Sangiran.
“Kemungkinan posisi Menara Pandang akan diubah. Posisi saat ini kan sangat membahayakan. Di depan sudah longsor, pagarnya sudah miring. Dari ahli geologi sudah merekomendasikan [untuk dipindah],” terang Sutrisna, Kamis.
Ia berniat untuk menghidupkan kembali menara pandang dengan membangunnya ulangt. Pembangunan tersebut akan diusulkan ke Kementerian Pekerja Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) agar direalisasikan tahun ini atau 2024 mendatang.
Kepala Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMPS) Sangiran, Iskandar Mulia Siregar, mengaku pihaknya mendukung rencana pembangunan ulang Menara Pandang tersebut.
“Akan dipindah tempat, dibangun yang baru. Kami dilibatkan untuk membantu mencari tanah yang aman dari fosil dan secara struktur tanah kuat,” terang Iskandar.