Soloraya
Senin, 24 Februari 2014 - 17:31 WIB

KONDISI TSTJ : Kedinginan, Unta Koleski TSTJ Hanya Bertahan Hidup 4 Hari

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bayi unta koleksi TSTJ saat masih hidup (JIBI/dok)

Solopos.com, SOLO--Anak unta yang baru saja lahir di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo mati, Rabu (19/2/2014) sore. Diduga anak unta yang lahir pada Minggu (16/2/2014) itu tak tahan cuaca dingin yang terjadi akhir-akhir ini di Solo.

“Sebenarnya ketika lahir normal dan bisa menyusu induknya. Tetapi hari kedua kondisinya melemah dan tidak mau menyusu induknya sehingga kami beri susu formula. Mungkin ketika itu kedinginan karena suhu berkisar antara 25 sampai 27 derajat celsius,” ujar Wakil Kepala TSTJ, Windu Winarso ketika ditemui wartawan di ruang kerjanya, Senin (24/2/2014).

Advertisement

Dia menduga turunnya stamina anak unta itu akibat belum bisa beradaptasi dengan suhu lingkungan, seperti enam unta lainnya yang telah lebih dulu ada. Terkait melemahnya kondisi fisik pihaknya pada Rabu pagi harus menginfus anak unta ini.

Namun hal ini tak bisa menolong kesehatan anak unta mebaik. Bahkan anak unta yang semula diharapkan bisa menambah jumlah koleksi satwa di TSTJ mati.

“Usaha kami sudah maksimal, karena sudah dirawat dokter hewan, dua keeper dan satu koordinator. Tetapi suratan takdir berkehendak lain sehingga nyawa anak untuk itu tidak bisa diselamatkan,” papar dia.

Advertisement

Guna mengetahui penyebab kematian anak unta tersebut, pihaknya juga mengautopsi anak unta. Berdasar hasil autopsi, papar Windu, paru unta itu membiru atau bisa diartikan kekurangan oksigen.

Ditanya keberadaan jasad anak unta yang mati tersebut, pihaknya mengatakan telah menguburnya. Setelah diautopsi, jasad anak unta itu dikubur di belakang kandangnya.

Pada bagian salah seorang pengunjung TSTJ, Wanto, 45, warga Gemolong, Sragen saat ditanya kematian anak unta tersebut mengaku tak tahu. Kendati demikian dia berharap yang berkompeten segera menambah koleksi hewan agar lebih komplet.

Advertisement

Karena TSTJ dinilai sebagai salah satu kebun binatang di Jateng yang sering dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah terutama pada saat Lebaran atau musim libur sekolah.

“Saya juga berharap perawatan TSTJ dimaksimalkan lagi. Sayang kalau hanya dikelola seadanya, mungkin dana pemliharaan ditambah atau ada terobosan lain sehingga bisa semakin menarik para wisatawan, sehingga menambah pamasukan daerah” ujar dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif