SOLOPOS.COM - Keraton Solo (Dok/JIBI/Solopos)
Solopos.com, SOLO — Ketua Eksekutif Lembaga Hukum Keraton Solo, K.P. Eddy Wirabhumi, mengaku saat ini masih menyiapkan telaah. Hal ini disampaikannya menanggapi pengaduan Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo (Rudy) ke Polresta Solo yang disampaikan kuasa hukum Pemkot Solo, Rabu (6/11/2013).
Sebelumnya, Rudy mengadukan Eddy dan Ketua Lembaga Dewan Adat, G.K.R. Wandasari atau Mbak Moeng lantaran dinilai sudah mencemarkan nama baiknya. “Saat ini kami masih bikin telaah. Hari ini [Kamis (7/11/2013)] atau besok, kami akan sampaikan ke media. Banyak kelemahan yang ditulis teman-teman,” katanya saat dihubungi Solopos.com, Kamis.
Eddy juga menegaskan pihaknya belum berniat menggandeng kuasa hukum terkait pengaduan tersebut. Meski diakuinya, banyak tawaran dari sejumlah pihak untuk mendampingi menghadapi pengaduan itu. “Walaupun di situ ada 10 pengacara, walaupun banyak teman-teman yang menawarkan, sementara saya hadapi sendiri dulu,” urainya.
Di sisi lain, Pejabat Humas Dwitunggal, K.R.H. Bambang Pradotonagoro, menyanggah pernyataan Wakil Pengageng Sasana Wilapa, K.P. Winarno Kusumo menjelang pelaksanaan Kirab Malam 1 Sura, Senin (4/11). Dia menegaskan pintu kamar tak dikunci dari dalam oleh istrinya sendiri. “Salah satu putri sinuhun mau bertemu dengan sinuhun. Begitu masuk pintu Narendran, ditemui oleh Gusti Nino [G.P.H. Suryo Wicaksono],” terangnya.
Bambang menambahkan sesuai perintah, Paku Buwono (PB) XIII tak ingin diganggu lantaran sedang menjalani meditasi. “Putri Sinuhun itu lantas diberitahu oleh Gusti Nino kalau sinuhun sedang bermeditasi. Perintahnya jelas,” tegas dia.
Disampaikannya, sebelum kirab Putri PB XIII lainnya juga berniat bertemu dengan raja. “Dia ditemui Gusti Madu [G.P.H. Madukusumo]. Disampaikan hal yang sama,” katanya.