Soloraya
Minggu, 25 Desember 2022 - 21:19 WIB

Konflik Keraton Solo, Budayawan: Semua Darah Dalem Harus Mau Longgarkan Hati

Kurniawan  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kompleks Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat di Solo. (Dok Solopos)

Solopos.com, SOLO — Pemerhati budaya Kota Solo, Tundjung W Sutirto, ikut urun rembuk terkait konflik menahun di Keraton Solo yang baru-baru ini meletup lagi. Ia berharap konflik tersebut bisa segera berakhir.

Diwawancarai Solopos.com melalui pesan Whatsapp (WA), Minggu (25/12/2022) petang, Tundjung menekankan pentingnya semua keluarga dari Paku Buwono (PB) XIII atau “darah dalem” untuk mau membuka hati mereka.

Advertisement

“Yang paling mendasar, semua darah dalem harus membuka hati. Harus ada kesadaran untuk melonggarkan hati, karena isyaratnya, ahli waris Keraton adalah anak cucu Ki Ageng Selo. Para ratu Mataram adalah anak cucu Ki Ageng Selo,” ujarnya mengenai situasi konflik di Keraton Solo.

Tundjung mengatakan harus tepat dalam memaknai isyarat atau perlambang tersebut. Dalam bahasa Jawa, dia menjelaskan selo bisa berarti longgar atau lapang. Namun kata yang sama dalam bahasa Jawa juga bisa diartikan watu atau batu.

Advertisement

Tundjung mengatakan harus tepat dalam memaknai isyarat atau perlambang tersebut. Dalam bahasa Jawa, dia menjelaskan selo bisa berarti longgar atau lapang. Namun kata yang sama dalam bahasa Jawa juga bisa diartikan watu atau batu.

“Tinggal pilih, longgar hatinya atau membatu hati dan sikapnya,” pesannya. Tundjung juga mengingatkan Keraton Solo merupakan living heritage. Keberadaan Keraton Solo, menurutnya, masih sangat penting untuk saat ini dan masa mendatang.

Baca Juga: 8 Orang Terluka akibat Keributan di Keraton Solo, Ada yang Hidungnya Patah

Advertisement

Hal itu, menurut Tundjung, bisa dilihat dari sistem keratuan Keraton Solo menjadi center of excellent dalam tata pergaulan Indonesia kontemporer. Terlebih gelar Sri Susuhunan sebagai Senopati Ing Ngalogo Sayidin Panetep Panata Gomo Kalifatullah.

“Yang maknanya, seorang Senopati tentu mewarisi budaya kekesatriaan. Seorang yang memiliki pengetahuan keagamaan dan seorang wali. Jadi dengan gelar adat yang disandang itu, punya makna penting bagi kepemimpinan bangsa ini,” katanya.

Baca Juga: Konflik Keraton Solo, Polresta Solo akan Undang Pihak yang Bertikai Pekan Ini

Advertisement

Seperti diberitakan sebelumnya, untuk kali kesekian, konflik internal kembali meletup di Keraton Solo. Bahkan konflik itu diduga memicu terjadinya keributan fisik pada Jumat (23/12/2022) malam yang membuat beberapa orang terluka.

Penyebab pastinya hingga kini masih simpang siur. Pihak-pihak yang bertikai selama ini saling tuding dan mengklaim sebagai pihak diserang kubu lain.

Awal mula keributan adalah saat puluhan orang tiba-tiba datang dan memaksa menutup pintu-pintu Keraton jika mengacu versi Lembaga Dewan Adat atau LDA Keraton Solo. Sedangkan versi perwakilan PB XIII, puluhan orang tersebut menyerang abdi dalem yang tengah menjaga pintu masuk Keraton.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif