Soloraya
Minggu, 1 September 2013 - 02:15 WIB

KONFLIK KERATON SOLO : G.P.H Madukusumo: Konflik Dipicu Perebutan Lahan Keraton

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - memasuki dan menguasai Sasono Putra Keraton Kasunanan Surakarta

Solopos.com, SOLO — Kerabat Keraton pro rekonsiliasi, G.P.H. Madukusumo, saat ditemui di rumahnya, Sabtu (31/8/2013)menginginkan semua putra-putri PB XII bisa hidup rukun dan insiden penggagalan acara halalbihalal yang berujung bentrok dan adu fisik segera diakhiri. Menurutnya, konflik Keraton Solo dipicu perebutan lahan keraton.

“Sudah lah. Mari kita semua duduk bersama merembug rencana ke depan supaya keraton lebih baik. Satu hal lagi, kerabat tidak pernah ada niatan melengserkan PB XII sebagai raja. Apa yang dikatakan Eddy Wirabhumi beberapa waktu lalu perlu kami luruskan. Kami juga ingin merevisi kabinet yang baru dengan merangkul sentana semua,” kata Madukusumo.

Advertisement

Informasi di lapangan menyebutkan, kemelut internal di Keraton Solo dipicu oleh perebutan lahan keraton.

Satu sisi, putra-putri PB XII mayoritas tidak mendapatkan jatah wilayah basah yang berpotensi menghasilkan uang. Sedangkan sisi lain, putra menantu justru dengan leluasa mendapatkan lahan untuk mengelola kawasan keraton yang menghasilkan uang.

“Kalau semua aset keraton dikelola secara merata oleh putra-putri PB XII, mungkin tidak akan seperti ini ceritanya. Karena semua bisa mengelola aset-aset keraton,” kata dia.

Advertisement

Sementara itu, warga magersari Baluwarti yang enggan disebutkan namanya, menegaskan ketakutan warga lantaran mencuat isu pengusiran dari kubu G.K.R Wandansari (Mbak Moeng).

“Bayangin saja. Kami yang sudah puluhan tahun menempati rumah di sini, tiba-tiba disuruh pergi. Apa enggak sakit hati?. Kalau mau, ya menantu sawargi PB XII yang harus pergi dari keraton. Mereka kan memanfaatkan aset keraton,” pungkas dia, Sabtu.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif