Soloraya
Jumat, 4 Oktober 2013 - 14:05 WIB

KONFLIK KERATON SOLO : Kursi pun Dipisah antara Pro-Rekonsiliasi dan Pro Dewan Adat

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana di dalam Bale Tawangarum sebelum pelaksanaan mediasi (Chrisna Chanis Cara/JIBI/Solopos)

Suasana di dalam Bale Tawangarum sebelum pelaksanaan mediasi (Chrisna Chanis Cara/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Proses mediasi untuk menyelesaikan konflik keraton yang digelar Pemkot Solo dimulai, Jumat (4/9/2013) siang. Dua kubu yang selama ini berseteru pun juga telah hadir. Sinuhun PB XIII Hangabehi didampingi Mahapatih KGPAA Tedjowulan beserta putra dalem pendukung rekonsiliasi juga telah hadir.

Advertisement

Demikian juga putra dalem yang pro Dewan Adat juga telah hadir. Ketua Dewan Adat Keraton GKR Wandansari atau Koes Moertiyah beserta putra putri dalem seperti GPH Puger dan Koes Indriyah beserta putra putri dalem pro dewan adat juga hadir di Bale Tawangarum, Balai Kota Solo.

Yang menarik, dari pantauan Solopos.com, mediasi yang dimulai sekitar pukul 13.30 WIB itu, posisi tempat duduk para putra putri dalem itu juga dipisah antara pro rekonsiliasi dan pro dewan adat. Belum diketahui alasan dipisahkannya kursi yang akan ditempat itu.

Sementara, Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo yang memimpin proses mediasi juga meminta para tamu yang tak diundang, termasuk wartawan yang sebelumnya berada di dalam Bale Tawangarum untuk meninggalkan ruangan. Hal itu karena, menurut Rudy, hanya yang mendapat undangan saja yang diperbolehkan masuk.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif