SOLOPOS.COM - PENJAGAAN -- Dua prajurit keraton dan sejumlah abdi dalem berjaga di Kori Kamandungan yang merupakan pintu masuk utama ke dalam lingkar dalam kompleks Keraton Solo. Blokade akses masuk akibat konflik baru di Keraton Solo mengganggu kunjungan wisatawan. (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

PENJAGAAN -- Dua prajurit keraton dan sejumlah abdi dalem berjaga di Kori Kamandungan yang merupakan pintu masuk utama ke dalam lingkar dalam kompleks Keraton Solo. Blokade akses masuk akibat konflik baru di Keraton Solo mengganggu kunjungan wisatawan. (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

Sebagai pemandu wisata, Hastoto, memiliki tugas untuk mengantarkan para wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri menyusuri berbagai lokasi bersejarah di dalam Keraton Surakarta. Hastoto pun sudah fasih menjelaskan latar belakang sejarah berbagai benda yang ada di dalam museum.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Mulai dari lesung, kereta kuda, serta lukisan-lukisan yang terpajang di area museum. Namun, beberapa hari belakangan dia pun harus memberi pengertian kepada para wisatawan yang penasaran dengan kondisi pelataran di dalam kompleks keraton.

Pasalnya, pintu akses yang menghubungkan antara museum dengan keraton nyaris sepekan ini sudah tertutup. “Ya kami beri pengertian kepada mereka sejauh yang kami tahu. Tertutup sejak Jumat kemarin,” terangnya kepada wartawan, Rabu (30/5/2012), di Museum Keraton Surakarta.

Hastoto mengungkapkan selama ini memang banyak wisatawan yang menanyakan alasan kenapa pintu tersebut terkunci dan tidak boleh dikunjungi untuk sementara waktu oleh wisatawan. “Ya biar permasalahan itu diselesaikan secara internal para keluarga keraton. Kami hanya beri pengertian seperlunya saja,” tandas pria yang sudah selama enam tahun menjadi pemandu wisata di museum tersebut. Dia pun mengakui sejak akses menuju kawasan pelataran keraton ditutup, ada wisatawan yang sempat bersikeras untuk masuk ke dalam. “Memang ada yang memaksa. Namun, kebanyakan memaklumi kondisi tersebut,” ujarnya.

Terkait dengan jumlah kunjungan selama pintu tertutup, Hastoto menuturkan mengalami penurunan. “Penurunan tetap ada karena karena kondisi seperti ini,” katanya. Hastoto pun tidak mengetahui sampai kapan pintu tersebut akan tertutup dan mulai diperbolehkan untuk dikunjungi para wisatawan.

Sementara itu, salah satu wisatawan asal Perancis, Santoni Guillaume, mengatakan dia bersama tiga orang temannya sengaja mengunjungi keraton dalam agenda wisatanya di Indonesia. Keraton Surakarta dikenalnya melalui buku panduan wisata yang adai di negaranya.

Terkait dengan konflik yang terjadi di dalam keraton, dia pun tidak tahu menahu. Dia menilai kondisi keraton sejauh ini masih kondusif. Dari luar, konflik yang terjadi di keraton pun tidak terlihat. “Ini kunjungan pertama kami di keraton. Rencananya juga akan mengunjungi Candi Sukuh dan Mangkunegaran,” terangnya. Terkait degan kondisi bangunan keraton, Santoni mengungkapkan beberapa bagian bangunan masih bisa dinikmati. “Masih bagus. Masih baik untuk dinikmati keindahannya,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya