Soloraya
Senin, 7 Oktober 2013 - 06:30 WIB

KONFLIK KERATON SOLO : Wali kota Rudy: Pertikaian Keraton Solo Berakhir

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo (JIBI/Solopos/Dok)

Solopos.com, SOLO – Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo (Rudy), menegaskan konflik di Keraton Solo sudah usai. Disampaikannya, dalam mediasi yang dilakukan pemkot pekan lalu, seluruh putra-putri PB XII sepakat untuk rukun.

Selain itu, sudah ada kesepakatan mengantar Paku Buwono (PB) XIII Hangabehi kembali ke singgasananya melalui kirab dari Balai Kota ke keraton. “Sudah disepakati rukun. Sepakat ndereke Sinuhun [Hangabehi] ke keraton. Soal bentuk rukun seperti apa, nanti biar Sinuhun yang mengatur,” katanya saat ditemui wartawan di Jebres, Minggu (6/10/2013).

Advertisement

Rudy merencanakan menggelar kirab mengantar Hangabehi ke keraton diikuti ribuan warga Solo pada 28 Oktober mendatang. “Jadi, sebelum 1 sura itu Sinuhun sudah di keraton untuk melakukan kegiatan ritual menyambut 1 sura,” ungkapnya.

Disinggung kondisi keraton kembali terjadi konflik, Rudy menegaskan konflik di keraton harus diakhiri. “Tidak bisa, tetap keraton itu rajanya satu. Soal nanti rajanya mau membuat aturan seperti apa di salam keraton, silakan. Tugas saya menjalankan perintah dari Mendagri [Menteri Dalam Negeri] untuk menyelesaikan konflik di keraton mengacu pada UU No. 11/2010,” urai dia.

Lebih lanjut, Rudy menuturkan pemkot memiliki kewajiban untuk melestarikan, mengembangkan dan meningkatkan potensi yang ada di keraton.

Advertisement

“UU No. 11/2010 itu mengamanatkan pemerintah pusat dan pemerintah daerah memiliki kewajiban untuk melestarikan, mengembangkan dan meningkatkan potensi yang ada di sana. Keraton itu aset negara, milik rakyat secara fisik. Tidak ada salahnya kalau keraton segera selesai. Jadi, di sana nanti tidak miliknya sendiri.”

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif