SOLOPOS.COM - Anggota laskar Hisbullah berjaga-jaga di depan pintu gerbang RSIS Surakarta Jl. Ahmad Yani Surakarta. (Arif Fajar S/JIBI/Solopos)

Konflik RSIS Surakarta, puluhan karyawan RS Islam Surakarta berjaga-jaga di depan pintu gerbang rumah sakit.

Solopos.com, SUKOHARJO--Puluhan karyawan Rumah Sakit Islam Surakarta (RSIS), Pabelan, Sukoharjo, Sabtu (3/10/2015) pagi hingga siang hari siaga di depan pintu gerbang rumah sakit tersebut, menyusul adanya isu akan pendudukan dari pihak tertentu.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Di antara karyawan yang berjaga, ada yang membawa tongkat. Selain para karyawan yang berkumpul di depan pintu gerbang, terlihat pula anggota Hizbullah dan Laskar Islam Solo yang ikut berjaga.

Perwakilan karyawan RSIS, Surya Darmawan, mengatakan sebenarnya hari itu (Sabtu) sedang ada fogging atau pengasapan di area rawat jalan/poliklinik. Kegiatan itu dalam rangka pelayanan kesehatan RSIS.

“Sehingga pelayanan poliklinik ditutup mulai pukul 07.00 WIB sampai pukul 15.00 WIB,” ujar Surya Darmawan membacakan pernyataan tertulis.

Bersamaan dengan itu pihak manajemen menerima berita akan adanya pendudukan secara fisik di RS Islam Surakarta pada hari itu. Isu tersebut kemudian dilaporkan ke pihak Polres Sukoharjo.

Sementara, sambung Surya, dengan adanya isu tersebut karyawan kemudian siaga mengantisipasi jika sewaktu-waktu ada kejadian tidak terduga yang dapat membahayakan keamanan RS Islam Surakarta khususnya pasien dan karyawan.

“Para karyawan akan mempertahankan harta wakaf ini apapun alasannya, kami tidak rela usaha wakaf yang sudah berkembang baik dicederai oleh pihak lain. Apalagi mengganggu keamanan pasien dan karyawan dalam pelayanan di RSIS,” ujar dia.

Menurut Surya Darmawan, jika ada konflik internal di kepengurusan yayasan, biarlah diselesaikan melalui jalur hukum. Karena karyawan ingin tetap melayani masyarakat secara profesional.
“Terus terang karyawan resah dengan adanya isu seperti ini. Kami berharap pemerintah [pemkab Sukoharjo] ikut berperan menyelesaikan masalah di tubuh RSIS,” ujarnya.

Sementara sejumlah pengunjung dari Kabupaten Grobogan yang hendak membesuk saudaranya sempat tertahan selama setengah jam, sebelum akhirnya diperkenankan masuk.

Puluhan karyawan sempat bergantian berjaga begitu terdengar azan zuhur. Sebagian masuk ke RSIS untuk melaksanakan salat. Setelah makan siang dan salat zuhur, mereka kembali berjaga. “Sampai pukul 15.00 WIB,” ujar salah satu karyawan.

Terpisah Amin Romas, Direktur Medis RSIS, mengatakan ada kabar pengambilalihan secara paksa RSIS oleh pihak tertentu. Karena itu karyawan kemudian keluar kantor dan berjaga-jaga di depan pintu gerbang.

“Ada ancaman sebanyak 13 kali, dan ada kabar mau ambil paksa makanya karyawan berjaga-jaga. Sedang anggota Hizbullah dan Laskar Islam Solo karena peduli terhadap RSIS kemudian ikut berjaga,” jelas Amin Romas kepada Solopos.com, Sabtu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya