Soloraya
Jumat, 13 November 2009 - 22:23 WIB

Konsep pengembangan wisata Pengging belum jelas

Redaksi Solopos.com  /  Indah Septiyaning Wardani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Boyolali (Espos)–Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali dinilai belum memiliki konsep pengembangan daerah wisata Pengging secara jelas, menyusul belum optimalnya pengelolaan kawasan wisata itu.

Meskipun sudah ada anggaran dari pemerintah pusat untuk revitalisasi, kalangan DPRD Kabupaten Boyolali menilai saat ini kondisinya masih jauh dari yang diharapkan.

Advertisement

Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Boyolali, Eka Wardaya mengemukakan ketidakjelasan konsep tersebut di antaranya terkait arah pengembangan kawasan wisata Pengging yang belum jelas apakah akan diarahkan ke wisata umum ataukah wisata ritual.

“Semestinya jika Pemkab menghendaki kawasan Pengging ini sebagai wisata ritual, konsep yang dibuat dan disusun juga harus jelas dan matang, yakni dengan mengarahkan ke bentuk wisata ritual yang seperti apa dan apa yang harus dilakukan untuk mengembangkannya agar bisa menarik pengunjung ataupun wisatawan baik dari lokal ataupun dari luar Boyolali, bila perlu dibuat agar mampu menarik wisatawan mancanegara,” ujar Eka ketika ditemui wartawan di Kantor DPRD Boyolali, Jumat (13/11).

Menurut Eka, sejauh ini konsep yang ada di kawasan wisata Pengging tersebut masih belum bisa dibedakan apakah merupakan wisata ritual atau wisata umum. Di sisi lain, dari hasil inspeksi mendadak (Sidak) yang dilakukan jajaran Komisi II ke lokasi wisata tersebut, Eka mengungkapkan pihaknya masih banyak menemukan sejumlah fasilitas umum yang tidak terkelola dengan baik.

Advertisement

Hal itu, menurut Eka, sangat disayangkan mengingat kawasan wisata Pengging merupakan salah satu aset berharga milik Kabupaten Boyolali yang diharapkan dari pengelolaannya dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) setempat.
“Kami masih melihat banyak fasilitas umum yang kurang terawat dengan baik, sehingga ada kesan kumuh. Misalnya, kamar mandi ada yang bocor,” kata Eka.

Selain itu, Eka menyebutkan kios yang tersedia di kawasan tersebut belum semuanya dimanfaatkan oleh pedagang setempat. Setidaknya ada enam hingga tujuh los yang tersedia di kios tersebut, namun saat ini baru satu los yang digunakan untuk berjualan.

“Kami khawatir ke depannya kios ini nantinya mangkrak karena hingga saat ini baru ada satu pedagang yang menempati. Untuk itu perlu ada langkah pendekatan sehingga ada pedagang yang bersedia memanfaatkan kios tersebut,” imbuh Eka.

Advertisement

sry

Advertisement
Kata Kunci : DPRD Boyolali
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif