Soloraya
Kamis, 4 November 2021 - 07:07 WIB

Konsep RS Tanpa Dinding, RSUI Banyubening Beri Layanan Gratis di Pasar

Cahyadi Kurniawan  /  Haryono Wahyudiyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Direktur RSUI Banyubening, Nurul Fitri Isvari, dan Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Boyolali menandatangani nota kesepahaman mengenai Layanan Kesehatan Masyarakat di pasar tradisional Kabupaten Boyolali di Kantor Disdagperin, Rabu (3/11/2021). (Solopos.com/Cahyadi Kurniawan)

Solopos.com, BOYOLALI—Masyarakat di Boyolali baik pedagang, pengunjung, hingga pengelola pasar kini bisa mengakses layanan kesehatan secara gratis di pasar. Beberapa layanan yang bisa diakses mulai dari pemeriksan kehamilan, deteksi dini penyakit, konsultasi kesehatan hingga pemeriksaan indeks massa tubuh.

Pelayanan ini diberikan oleh Rumah Sakit Umum Islam Banyubening. Pelayanan dilakukan memanfaatkan pos kesehatan yang ada di pasar-pasar. Selama ini pelayanan sudah dilakukan di lima pasar tradisional yakni pasar Kebonagung, Pasar Bangak, Pasar Sambi, Pasar Ngancar, dan Pasar Pengging.

Advertisement

Manajer Program RS Tanpa Dinding RSUI Banyubening, Ahyani, mengatakan pemberian pelayanan kesehatan di pasar ini selaras dengan visi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengenai konsep Rumah Sakit Tanda Dinding (RSTD). Program ini menekankan pada rumah sakit tidak hanya bekerja di lingkungan rumah sakit, tapi juga keluar mulai dari aspek promotif, preventif, dan edukatif.

Baca Juga: Mengaku Wartawan, Orang Minta Uang ke Kepala SMK di Wonogiri

Advertisement

Baca Juga: Mengaku Wartawan, Orang Minta Uang ke Kepala SMK di Wonogiri

“Alhamdulillah kami berjodoh dengan Disdagperin [Dinas Perdagangan dan Perindustrian Boyolali] karena ternyata di setiap pasar yang dibangun menyediakan fasilitas kesehatan. Program ini sejalan dengan program RS tanpa dinding. Kami namai dengan Layanan Kesehatan Masyarakat yang berada di pasar tersebut,” kata Ahyani, dalam acara penandatanganan nota kesepahaman antara RSUI Banyubening dengan Disdagperin Boyolali di Kantor Disdagperin Boyolali, Rabu (3/11/2021).

Ahyani menjelaskan program ini RSUI Banyubening menyediakan enam layanan kesehatan gratis kepada semua pengunjung pasar baik pembeli, pedagang, maupun pengelola. Keenam kegiatan ini meliputi pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan kesehatan mata, konsultasi kesehatan, deteksi dini penyakit, hingga pemeriksaan indeks massa tubuh.

Advertisement

Baca Juga: Jadi Pioner, Lebih 700 Warga Ngerangan Klaten Buka Usaha Angkringan

“Kami tidak bawa pulang alatnya. Ibu-ibu yang datang ke pasar bisa mampir dan gratis. Siapa pun itu bisa periksa kehamilan gratis,” kata dia.

Tak hanya itu, di pasar pengunjung juga memeriksakan kesehatan mata, konsultasi kesehatan, dan deteksi dini penyakit. RSUI Banyubening juga menyediakan layanan khusus bagi pengelola pasar dan petugas kebersihan pasar.

Advertisement

Apabila pedagang kerepotan mendatangi pos kesehatan untuk pemeriksaan diri, petugas bisa mendatangi ke lokasi baik warung atau lapak pedagang. Meski demikian, pemeriksaan di tempat pedagang ini tidak bisa dilakukan untuk pemeriksaan kehamilan. Sebab, pemeriksaan ibu hamil harus dilakukan di ruangan khusus.

Baca Juga: Cerita Warga Ngerangan Klaten Mengapa Angkringan di Solo Dikenal Hik

Direktur RSUI Banyubening, Nurul Fitri Isvari, mengatakan saat ini ada lima tenaga kesehatan yang diterjunkan untuk memberikan pelayanan dari pasar ke pasar. Layanan ini beroperasi mengikuti jam operasional masing-masing pasar.

Advertisement

“Harapan kami kalau ini berjalan baik, kami kembangkan lagi. Sarana prasarana kami lengkapi di pasar termasuk perangkat medis dan tenaga kesehatan. Kalau setiap hari ramai, bisa jadi setiap hari ada [layanan],” kata Nurul.

Selama ini tingkat kunjungan Layanan Kesehatan Masyarakat di pasar-pasar ini tergolong bagus. Namun, ada beberapa kendala seperti masih ada pedagang yang belum tahu kalau ada layanan gratis di pasar atau keberatan untuk meninggalkan lapak demi memeriksakan kesehatannya. Sejumlah penyakit yang kerap ditemui di pasar seperti infeksi ringan, hipertensi, dan lainnya.

Baca Juga: Swadaya, Warga Ngerangan Klaten Dirikan Museum Sejarah Angkringan

 

Pos Kesehatan

Kepala Disdagperin Boyolali, Karsino, mengatakan kesehatan adalah kebutuhan primer yang setara dengan pendidikan. Program yang diinisiasi RSUI Banyubening ini sejalan dengan semangat Permenkes Nomor 17 Tahun 2020 tentang Pasar Sehat. Dalam aturan itu mengamanatkan pasar memiliki pelayanan kesehatan bagi pengunjung, pengelola, dan pedagang.

“Insya Allah bagi pedagang, pengunjung, dan lainnya tidak ragu-ragu. Para SDM RS di mana pun merasa selalu mendekat. RS yang mendekat ke warga. Mudah-mudahan awal sebuah gerakan baru,” kata Karsino.

Karsino menjelaskan kini di setiap pasar di Boyolali memiliki pos kesehatan. Sayangnya, pos kesehatan ini tidak optimal lantaran SDM yang ada difokuskan pada penanganan pandemi Covid-19. Ia mengapresiasi upaya RSUI Banyubening mengisi SDM-nya ke pos-pos kesehatan yang ada di pasar.

Baca Juga: Ngerangan dan Sejarah Cikal Bakal Warung Hik atau Angkringan

“Kalau saya boleh berharap bisa setiap hari [ada pelayanan]. Sakit kan bisa tidak terduga. Ini baru proses nanti seluruh pasar akan tersedia. Faskes lain sila ikut berpartisipasi. Esensinya layanan prima bagi rakyat dan syukur gratis,” harap Karsino.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif