Soloraya
Kamis, 18 November 2021 - 23:51 WIB

Koordinator Literasi Digital: Warga Solo Cenderung Toleran di Medsos

Ika Yuniati  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Flyer webiner tentang literasi digital. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Koordinator Literasi Digital Solo, Sutarto, menyebut warga Solo cenderung memiliki tingkat toleransi yang tinggi di ruang digital seperti media sosial (medsos). Kalaupun ada konflik di ranah daring, menurutnya kebanyakan dilakukan masyarakat luar yang berdomisili di Solo.

Sutarto bahkan sudah bertemu sejumlah stakeholder pemerintahan mulai dari organisasi kemasyarakatan (ormas), organisasi kepemudaan, serta para ulama. Simpulan yang ia dapatkan sama persis yakni Solo cenderung toleransi di dunia maya.

Advertisement

Kendati demikian, ada beberapa hal yang harus dibenahi agar situasi ini tetap terjaga dengan baik. Sutarto terus mendorong masyarakat, khususnya anak muda untuk selalu bijak dalam bermedia sosial.

Hal itu mengingat Solo dari dulu terkenal sebagai kota sumbu pendek yang punya sejarah rasial cukup panjang. “Kesadaran akan bertoleransi digital di Solo meningkat sedikit demi sedikit. Angkanya cukup bangus,” terangnya, Kamis (18/11/2021).

Advertisement

Hal itu mengingat Solo dari dulu terkenal sebagai kota sumbu pendek yang punya sejarah rasial cukup panjang. “Kesadaran akan bertoleransi digital di Solo meningkat sedikit demi sedikit. Angkanya cukup bangus,” terangnya, Kamis (18/11/2021).

Baca Juga: Ketat! Begini Pembatasan Aktivitas Masyarakat saat Solo PPKM Level 3

Upaya literasi digital itu ia lakukan melibatkan Solo sebagai kota pendukung Gerakan Nasional Literasi Digital 2021. Diskusi dan webinar didukung Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) serentak di 514 kota dan kabupaten di Indonesia.

Advertisement

Ramah Digital

“Kami melibatkan sejumlah unsur mulai dari tokoh keagamaan, pemerintahan, dan lainnya. Saya meyakini KTP Solo memiliki tingkat kesadaran toleransi digital yang tinggi. Lewat acara ini kami dorong agar semakin ramah digital,” klaim Sutarto.

Pada Rabu (17/11/2021) lalu mereka menggelar webinar dengan tema Bertoleransi & Berdemokrasi di Media Sosial. Sejumlah narasumber yang diundang adalah Praktisi Kehumasan Kementerian Sekretariat Negara A Firmannamal, Dekan FISIP Unisri Solo Buddy Riyanto.

Baca Juga: Efek Jan Ethes, Dojang Taekwondo SKB Solo Kebanjiran Pendaftar

Advertisement

Kemudian Ketua Badan Antar Gereja Surakarta (BAGS) Anthon Karundeng, Dosen HI UNS Septyanto Galan Prakoso, serta Puteri Indonesia Perdamaian 2018 Dilla Fadiela. Sebelumnya, acara dibuka dengan sambutan melalui video tapping oleh Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Ketua Badan Antar Gereja Surakarta (BAGS), Anthon Karundeng, mengatakan mayoritas masyarakat Indonesia dekat dengan media sosial. Mereka memiliki dasar toleransi yang tinggi, namun ketidakcakapan bermedia sosial bisa jadi pemantik hal-hal negatif.

Hal negatif yang dia maksud di antaranya pornografi, perjudian, dan penipuan. “Indonesia tidak bisa dipandang dengan sebelah mata soal pengguna media sosial. Walaupun demikian, dengan maraknya pengguna media sosial yang tinggi, belum dibarengi dengan kualitas yang baik dalam memanfaatkan teknologi,” jelasnya.

Advertisement

Membentengi Diri dari Arus Negatif

Sementara itu, Putri Indonesia Perdamaian 2018, Dilla, sepakat bahwa perkembangan teknologi merupakan sesuatu yang tak bisa dinafikan. Namun semua orang harus pandai-pandai membentengi diri agar tidak terbawa arus negatif.

Baca Juga: PTM Sekolah di Solo Disetop Jika Siswanya Hobi Nongkrong

Strategi yang pertama yakni bisa dimulai dari diri sendiri. Secara personal bisa mulai dengan menghormati hak sesama orang lain, dan tidak mudah terprovokasi dengan hal-hal negatif. Disusul dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Dilla, dimulai dari kecakapan personal nantinya bakal berdampak pada ranah yang lebih luas seperti keluarga, hingga lingkungan di luar rumah. Harapannya masyarakat bisa saling bertoleransi.

“Kita hidup di negara yang bhineka tunggal ika. Saya rasa Solo cukup baik beradaptasi dengan media sosial. Semoga bisa saling mengingatkan untuk saling bertanggung jawab di media sosial. Juga sering-sering ikut acara literasi digital seperti sekarang ini,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif