Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024
Pantauan Solopos.com di lokasi tanggul, Jumat (18/1/2013), mayoritas warga sudah membawa masuk barang-barang miliknya ke dalam rumah. Barang-barang tersebut sebelumnya ditempatkan di rumah pangung atau gubuk di tanggul. Namun ada juga sebagian warga yang membiarkan rumah tenda miliknya berdiri di tanggul.
Salah satu warga Klatak, Tukinem, 64, mengaku sudah kembali ke rumah sejak empat hari yang lalu. Kendati demikian, ia dan kelima anggota keluarganya tetap bersiaga bila sewaktu-waktu banjir datang lagi. “Pakaian dan barang-barang elektronik saya tempatkan lebih tinggi agar tidak terkena air banjir karena barang-barang itu rentan terkena air,” ujar Tukinem saat ditemui Espos, Jumat.
Sedangkan barang-barang yang lain, imbuhnya, telah dipersiapkan untuk ditempatkan di ranggon atau di bawah atap rumah. Selain itu, beberapa hari yang lalu ia dan keluarganya juga telah memperbaiki gubuk di tanggul agar suatu saat bisa digunakan sebagai tempat darurat. “Kayunya ada yang lapuk, jadi harus diperbaiki,” katanya.
Hal senada juga diungkapkan warga lain, Mukul. Beberapa hari yang lalu dia sudah membawa kembali perabotan rumah tangganya ke dalam rumah. Namun ia masih membiarkan tenda miliknya berdiri di tanggul dekat rumahnya. Katanya, tenda itu dibiarkan di tanggul agar bila sewaktu-waktu datang banjir, dia bisa langsung mengangkut dan menyelamatkan barang-barangnya di bawah tenda.
Terlebih lagi, sambung Mukul, intensitas hujan saat ini juga masih tinggi dan aliran air di Sungai Bengawan Solo juga masih deras.
Sebelumnya Mukul belum memiliki tenda. Ia baru membangun tenda di tanggul saat terjadi banjir awal bulan lalu. Rencananya ia akan memperkokoh tendanya agar lebih layak untuk ditempati sebagai tempat pengungsian sementara.