Solopos.com, SRAGEN – Para wanita yang menjadi korban begal payudara di jalan Jatitengah Kecamatan Sukodono-Sapen Kecamatan Gesi, Sragen, diminta segera melapor ke pihak berwajib. Laporan itu bakal diproses agar kasus pelecehan seksual yang menjadikan mereka korban segera terungkap.
Kapolsek Gesi, Iptu Teguh Purwoko, memahami korban pelecehan seksual itu merasa malu karena area privasinya disentuh orang tak bertanggung jawab.
Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024
Kendati demikian, Teguh mengimbau korban segera melapor ke polisi supaya kasus pelecehan seksual itu segera terungkap. Tidak menutup kemungkinan korban begal payudara di Sragen itu lebih dari satu orang.
“Siapapun yang merasa pernah menjadi korban pelecehan seksual seperti itu, silakan melapor. Kami tidak akan mengungkap identitas para korban ke publik. Kami akan membandingkan keterangan pelapor A dan pelapor B yang dikuatkan oleh teman korban. Mungkin ada kesamaan ciri-ciri pelaku. Syukur di antara mereka justru mengenal sosok pelaku yang sebenarnya,” ucap Iptu Teguh kepada Solopos.com, Selasa (9/6/2020).
Sepi Pengunjung, Kawanan Monyet Rusuh di Sekitar Taman Balekambang Solo
Teguh mengakui kasus serupa pernah terjadi wilayah kerja polsek lain di Kabupaten Sragen beberapa tahun lalu. Bahkan, pelaku begal payudara di wilayah lain di Sragen sudah ditangkap.
Pelaku Diduga Pernah Beraksi di Tempat Lain
Iptu Teguh menilai ada kemungkinan kasus pelecehan seksual di beberapa lokasi berbeda itu dilakukan oleh orang yang sama. Atas dasar itu, dia mengimbau para korban segera melapor ke polisi.
“Kalau dilihat modusnya, kemungkinan orangnya sama. Apakah mungkin penyakitnya itu kambuh lagi? Itu yang mau kami gali. Tapi, kami tidak bisa tiba-tiba memanggil dia [terduga pelaku] tanpa ada laporan dari korban,” sambung dia.
Laporan dari para korban begal payudara di Sragen itu sangat berguna untuk mengembangkan penyelidikan.
“Mungkin korban masih ingat dengan ciri-ciri fisik pelaku. Nanti kami bisa menyinkronkan file lama kami terkait kasus pelecehan seksual serupa yang pernah diungkap di polsek lain,” paparnya.
Iptu Teguh menilai pelaku sebenarnya tidak berniat mengincar harta benda milik korban. Pelaku hanya mengincar kepuasan setelah berhasil memegang atau menyentuh daerah privasi dari tubuh lawan jenis.
Iptu Teguh justru mengkhawatirkan bila tidak ada korban begal payudara di Sragen yang melapor akan membuat pelaku lebih nekat melancarkan aksinya di tempat umum.
“Pelaku ini jelas melanggar kesusilaan. Ancamannya kurang dari dua tahun. Tapi, sanksi sosial lebih berat karena dia akan merasa malu sendiri,” jelasnya.
Hal-Hal Sepele Ini Bisa Mengancam Hubungan dengan Pasangan
Iptu Teguh mengimbau warga, khususnya perempuan lebih waspada ketika bepergian keluar rumah. Saat bepergian melewati jalan yang sepi, usahakan tidak sendiri. Usahakan bepergian di waktu siang, bukan malam hari.
“Kalau jalan berdua ya jangan perempuan semua, usahakan berkelompok dan ada teman laki-lakinya. Tidak jalan sendiri-sendiri. Yang penting tetap waspada,” paparnya.