Soloraya
Senin, 25 Februari 2013 - 19:38 WIB

Korban Gempa Penderita Dicubitus Meninggal Dunia

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

KLATEN — Sumardjo, 45, korban gempa bumi di Klaten 2006 silam yang menderita penyakit dicubitus menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Soeradji Tirtonegoro, Klaten, Minggu (24/2/2013) malam pukul 23.00 WIB.

Ketua Perkumpulan Spinal Cord Injury (SCI) Korban Gempa Klaten, Supriyadi, mengatakan almarhum dikebumikan di permakaman tak jauh dari rumahnya di Dusun Tegalsari, Desa Pacing, Kecamatan Wedi, Klaten, Senin (25/2/2013).  Menurutnya, Sumardjo dilarikan ke RSUP dr Soeradji Tirtonegoro pada Kamis (21/2/2013) lalu akibat kian parahnya penyakit dicubitus yang menyerang bagian pinggangnya.

Advertisement

“Saat itu ada bekas darah di kursi rodanya. Lukanya cukup parah sehingga harus dibawa ke rumah sakit,” papar Supriyadi yang akrab disapa Jepang kepada Solopos.com, Senin.

Jepang menjelaskan, penyakit dicubitus sudah lama menyerang Sumardjo. Gejala penyakit ini ditandai dengan munculnya luka iritasi di kulit pada pinggang karena terlalu lama duduk di kursi roda. Luka itu awalnya berwarna merah, namun lambat laun berubah warna menjadi hitam. Jika sudah parah, penyakit ini bisa membuat jaringan di kulit mati. Luka itu bisa meluas jika tidak tertangani dengan baik.

“Luka itu bisa sampai ke tulang. Biasanya akan mengeluarkan bau tidak sedap karena sudah parah,” kata Jepang.

Advertisement

Jepang menambahkan luka temannya tersebut bertambah parah ketika akan dioperasi. Menurutnya, Sumardjo banyak mengeluarkan darah dari punggungnya selama dirawat di rumah sakit.  “Kondisi itu diperparah dengan penyakit komplikasi yang dideritanya. Ginjalnya juga sudah terserang,” paparnya.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, dr Ronny Roekmito, mengatakan tenaga puskesmas sebenarnya mampu menangani pasien penderita penyakit dicubitus. Akan tetapi, dia mengakui penanganan penyakit dicubitus membutuhkan bantuan dari pihak keluarga.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif