Soloraya
Selasa, 6 Oktober 2020 - 17:05 WIB

Korban Gigitan Ular Bandotan di Sragen Membaik Setelah Dirawat, Panji Petualang: Penanganannya Telat!

Muh Khodiq Duhri  /  Ginanjar Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sukarelawan PMI Sragen membujuk Wagiyo, korban gigitan ular berbisa di rumahnya di Dukuh Jatirejo, Ngargosari, Sumberlawang, Sragen, Rabu (30/9/2020). Wagiyo bersikukuh tak mau dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis. (Istimewa/PMI Sragen)

Solopos.com, SRAGEN — Kondisi kesehatan Wagiyo, 45, korban gigitan ular bandotan mulai membaik setelah lima hari dirawat di RSUD dr Soehadi Prijonegoro Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Hingga Selasa (6/10/2020), kondisi luka pada lengan kanan warga Dukuh Jatirejo, RT 19, Desa Ngargosari, Kecamata Sumberlawang, Sragen, itu sebagian sudah mengering.

Hanya luka pada bagian lengan bekas gigitan ular calloselasma rhodostoma yang belum kering. Proses pemulihan kesehatan dari Wagiyo terus mendapat pantuan dari dr Tri Maharani, pakar gigitan ular dan toksikologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya yang menjadi satu-satunya dokter ahli bisa ular di Indonesia.

Advertisement

Lantaran berhalangan hadir di Sragen, dr Tri Maharani mendapat kiriman sampel darah pada lengan korban untuk diuji laboratorium.

"Kondisi korban sudah membaik. Keluarga juga sudah tidak panik. Alhamdulillah kartu [Saraswati] sudah jadi. Kami tinggal ke PMI untuk pengurusan administrasi penggunaan darah," ujar Koordinator Sragen Snake Rescue, Achmad Mujiyono, kepada Solopos.com.

Advertisement

"Kondisi korban sudah membaik. Keluarga juga sudah tidak panik. Alhamdulillah kartu [Saraswati] sudah jadi. Kami tinggal ke PMI untuk pengurusan administrasi penggunaan darah," ujar Koordinator Sragen Snake Rescue, Achmad Mujiyono, kepada Solopos.com.

Panji Petualang

Unggahan Solopos.com di Instagram tentang berita korban gigitan ular dari Sragen yang diunggah ulang akun @kabarsolo ternyata di-repost oleh Muhammad Panji atau yang lebih dikenal Panji Petualang lewat akun miliknya, @panjipetualang_real.

Watu Giling, Batu Langka yang Cuma Jadi Hiasan Pos Kamling di Masaran Sragen

Advertisement

"Sebetulnya gigitan ular gibuk [nama lain dari ular bandotan] bisa diatasi oleh antibisa ular Biosave. Ini kayaknya telat penanganannya," tulis Panji yang disertai salinan berita dari Solopos.com terkait nasib tragis yang dialami oleh Wagiyo itu.

Hingga Selasa sore, unggahan dari Panji itu mendapatkan 1.487 komentar. Sebagian mempertanyakan bagaimana penanganan terhadap korban gigitan ular jenis ini.

Sebagian netizen juga bercerita pengalaman serupa yang dialami oleh warga di sekitar mereka. Sebagian netizen juga menyesalkan korban gigitan ular dari Sragen itu sempat bersikukuh tidak mau dibawa ke rumah sakit. Sebagian netizen juga belum mengenal ular bandotan yang berbahaya itu.

Advertisement

Gigitan ular itu didapat Wagiyo saat dia membersihkan rerumputan dan dedaunan di ladang miliknya pada Senin (28/9/2020). Selesai membabat rumput dan dedaunan, ia beristirahat sejenak dengan duduk di atas bebatuan.

Tanpa disangka, dari celah batu itu terdapat ular bandotan yang dikenal berbisa dengan racun tinggi atau high venom. Ular itu tiba-tiba menyerang lengan kanan Wagiyo dengan gigitannya.

Spontan Wagiyo mengibaskan lengan kanannya hingga gigitan ular itu terlepas. Sambil menahan sakit akibat gigitan ular, Wagiyo pun pulang ke rumah dan menganggap semua akan baik-baik saja. Namun, beberapa saat kemudian, dia merasakan nyeri yang luar biasa pada lengan kanannya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif