SOLOPOS.COM - Wisatawan asal Jakarta saat akan terbang menggunakan paralayang di Kemuning, Ngargoyoso Karanganyar namun akhirnya gagal. (Istimewa)

Solopos.com, KARANGANYAR — Wisatawan asal Jakarta, Ima Yuanita, 33, yang menjadi korban paralayang gagal terbang di Segoro Gunung, Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar merupakan pengusaha sukses.

Korban seorang CEO di perusahaan makanan dan minuman “Enak! Indonesia”. Saat ini sudah ada 150 cabang yang tersebar di Indonesia.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Suami Ima Yuanita, Adjie Basit Baedlowi mengatakan kondisi istrinya masih dalam tahap pemulihan fisik dan psikis pasca insiden gagal terbang paralayang di Segoro Gunung. Niat hati ingin mengisi waktu liburan panjang dengan berlibur bersama keluarga, namun berujung petaka.

Istrinya mengalami gagal terbang saat menjajal wahana ekstrem paralayang di Segoro Gunung. “Saya itu niatnya liburan di sana. Tapi qodarullah ada insiden itu (gagal terbang),” kata dia ketika dihubungi Solopos.com, Rabu (5/7/2023).

Akibat kejadian ini, istrinya mengalami luka di beberapa bagian tubuh. Selain luka memar dan sobek di dahi hingga fraktur tulang punggung, juga mengalami gegar otak ringan. Kondisi istrinya masih dalam tahap pemulihan dari fisik dan psikis.

“Istri saya itu dirawat empat harian di RS dr Oen Solo. Sekarang sudah di rumah di Jakarta dan masih pemulihan,” kata dia.

Kondisi istrinya, kata dia, masih lemah. Korban juga belumm bisa berjalan dan beraktivitas seperti biasa. Selain medis, pihak keluarga melakukan penanganan kepada korban berupa terapi psikis dan jalan. Istrinya masih mengalami trauma jika mengingat kejadian itu. Insiden itu menjadi petaka bagi keluarganya.

“Kami kan liburan di Solo. Mumpung anak-anak libur sekolah. Kami menginap di vila Ngargoyoso, dan hari itu (Selasa 27/6/2023) mencoba main paralayang,” Kata dia.

Total ada 13 orang rombongannya bermain paralayang untuk kali pertama. Masing-masing orang membayar Rp450.000 untuk terbang Paralayang ini. Bahkan ada yang membayar Rp600.000 karena menambah fasilitas kamera Gopro. Jika yang lain sukses terbang paralayang, nasib nahas menimpa istrinya yang gagal terbang dan tubuhnya menabrak bebatuan.

Menurut informasi yang diterimanya dari pengelola paralayang, kejadian kecelakaan akibat menghantam bebatuan sudah pernah terjadi sebelumnya. Ini artinya ada SOP yang tidak dijalankan seperti clear area atau tidak adanya obstacle sepanjang run away.

“Sangat disayangkan lah itu kenapa landasan untuk terbang tidak clear area. Ada semacam bangunan di ujung landasan. Apalagi tidak ada asuransi bagi pengunjung,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya