SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/dok)

Ilustrasi

WONOGIRI—Penderitaan korban pencabulan yakni dua siswi SMP di Wonogiri terus bertambah. Bukannyam mendapat simpati dari lingkungan sekolah korban justru mendapat cemoohan.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Dua siswi tersebut mendapat perlakuan tidak senonoh oleh 10 teman laki-laki di kelasnya. Salah satu dari dua korban meminta pindah sekolah karena trauma, ditambah lagi adanya cemoohan yang diterimanya di lingkungan sekolah.

Korban dimaksud berasal dari Sidoharjo. Sedangkan korban satunya yang berasal dari Jatisrono, belum mengajukan permintaan serupa. Guna memuluskan proses pemindahan siswi asal Sidoharjo itu ke sekolah lain, keluarga korban yang diwakili Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Cahaya Hati Rakyat, Supardi, Rabu (24/10/2012), mendatangi Kantor Dinas Pendidikan Wonogiri.

Kepada wartawan yang menemuinya di Kantor Dinas Pendidikan hari itu,   Supardi mengatakan mewakili keluarga korban menuntut Dinas Pendidikan Wonogiri untuk mengabulkan surat permintaan pindah sekolah salah satu korban.

Menurut Supardi, bukannya mendapat perlindungan atau pun bimbingan pengarahan dari guru pascaterjadinya kasus itu, korban malah mendapat cemoohan dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

”Yang jelas, sejak Selasa (23/10/2012), korban tidak mau lagi berangkat sekolah dan lebih banyak menutup diri, mengurung diri di rumahnya,” jelas Supardi.

Ayah korban, DP, yang dijumpai pada kesempatan yang sama mengaku sangat berharap masalah itu diselesaikan dengan seadil-adilnya. “Anak saya sudah tak mau sekolah di situ karena trauma atas peristiwa itu. Dia juga diejek dan dikatai telah ngrusaki [merusak nama baik] sekolah,” ujarnya.

Sementara mengenai penanganan kasus itu oleh pihak kepolisian, baik DP maupun Supardi, mengatakan tidak puas jika pelaku hanya diberi pembinaan. Mestinya ada penindakan yang lebih tegas untuk menimbulkan efek jera dan tidak ada lagi korban berikutnya. ”Ya tidak bisa kalau hanya diberi pembinaan. Itu tidak cukup. Kami akan berusaha agar pelaku diberi tindakan yang membuatnya jera,” jelas DP.

Kabid SMP/SMA Dinas Pendidikan Wonogiri, Suwanto, saat ditemui wartawan  di ruang kerjanya mengatakan akan membahas permohonan pindah sekolah korban pencabulan tersebut.

Menurut Suwanto, korban saat ini berada di sekolah swasta dan menginginkan pindah ke sekolah negeri.  “Itu boleh-boleh saja namun semua perlu proses dan tidak semudah membalikkan telapak tangan,” ujarnya.

Mengenai penindakan terhadap pelaku, Suwanto menyerahkannya ke pihak berwajib. Namun demikian, untuk oknum-oknum yang telah mencemooh korban sehingga mengakibatkan korban enggan berangkat sekolah, pihaknya siap menindak tegas. Menurutnya, pihak sekolah seharusnya melindungi korban dan menghindarkannya dari trauma lebih lanjut dengan tidak membiarkan adanya cemoohan.

Sementara itu, sebelumnya, Selasa (23/10), sejumlah anggota Komisi D DPRD Wonogiri juga sudah melakukan inspeksi ke SMP tempat terjadinya kasus pencabulan itu. Wakil rakyat tersebut ingin meminta klarifikasi langsung ke pihak sekolah. Namun, pihak sekolah hanya menjelaskan bahwa mereka justru baru tahu kejadian itu dari media massa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya