Soloraya
Minggu, 30 Oktober 2011 - 08:35 WIB

Korban puting beliung di Sragen bertambah

Redaksi Solopos.com  /  Nadhiroh  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Ilustrasi (Dok.SOLOPOS), GOTONG ROYONG—Sejumlah personel TNI Kodim 0725/Sragen bersama warga sekitar, Sabtu (29/10/2011) pagi, bergotong royong membungkar reruntuhan rumah milik Suroso, warga Karangtanjung RT 13, Slogo, Tanon yang ambruk saat hujan es disertai puting beliung Jumat (28/10) sore. (JIBI/SOLOPOS/Tri Rahayu)

Sragen (Solopos.com)--Korban puting beliung yang melanda sejumlah daerah di Bumi Sukowati bertambah.

Advertisement

Korban rumah roboh akibat hujan deras bercampur es dan angin lisus, Jumat (28/10/2011) sore, yang semula lima rumah bertambah menjadi 10 rumah. Jumlah penduduk yang mengalami luka-luka menjadi empat orang.

Kerugian akibat bencana alam itu diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Perangkat desa bersama Muspika, Sabtu (29/10/2011), segera melakukan inventarisasi korban bencana puting beliung beserta kerugiannya.

Kerugian material diperkirakan berkisar antara Rp 5 juta-Rp 90 juta/unit.

Advertisement

Puluhan warga setempat bersama puluhan personel TNI Kodim 0725/Sragen bergotong royong membongkar rumah yang runtuh di sejumlah titik.

Sementara warga lainnya masih sibuk membenahi genteng rumah yang bertebaran saat angin lisus menerjang. Jumlah rumah yang rusak ringan mencapai ratusan yang menyebar di hampir wilayah Kecamatan Tanon.
Sementara berdasarkan pantauan Espos, Sabtu sore, cuaca di wilayah Kota Sragen masih memburuk. Langit terlihat menghitam dengan suara halilintar dengan frekuensi cukup tinggi meskipun belum turun hujan.

Seorang korban rumah roboh, Jimin, warga Dukuh/Desa Slogo RT 5, saat dijumpai Espos, Sabtu, menerangkan kejadiannya cukup cepat.

Advertisement

Dia mengisahkan angin bergulung-gulung datang saat hujan es dari arah timur laut. Angin itu langsung menyapu kampung.

“Saat itu ada enam orang di rumah ini, yakni saya dan istri saya, anak dan menantu saya serta kedua cucu saya. Saat angin menghantam kami langsung lari menyelamatkan diri. Saya dan istri saya lari ke arah warung di seberang jalan, sekitar 50 meter. Tapi anak saya, Yatman tertimpa kayu belandar. Yang kasihan lagi kedua cucu saya sempat terjepit kayu usuk. Beruntung kedua bocah itu bisa diselamatkan ayahnya,” kisah Jimin.

Yatman menambahkan kedua anaknya sempat dibawa ke dokter untuk pemeriksaan. Syukurlah, aku dia, tidak ada korban jiwa.

(trh)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif