Soloraya
Selasa, 7 Mei 2013 - 17:27 WIB

Kosongkan Pasar Puluhwatu, Pedagang Diberi Waktu Hingga Kamis

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah pedagang Pasar Puluhwatu membuat los darurat secara mandiri di pinggir jalan Dusun Lor Pasar, Desa Demakijo, Karangnongko,Klaten, Selasa (7/5/2013). Mereka berswadaya membangun los karena tempat yang disediakan Pemkab Klaten dinilai terlalu sempit. (JIBI/SOLOPOS/Moh Khodiq Duhri)

Sejumlah pedagang Pasar Puluhwatu membuat los darurat secara mandiri di pinggir jalan Dusun Lor Pasar, Desa Demakijo, Karangnongko,Klaten, Selasa (7/5/2013). Mereka berswadaya membangun los karena tempat yang disediakan Pemkab Klaten dinilai terlalu sempit. (JIBI/SOLOPOS/Moh Khodiq Duhri)

KLATEN – Sekitar 280 pedagang Pasar Puluhwatu di Kecamatan Karangnongko diminta mengosongkan kompleks pasar paling lambat Kamis (9/5/2013).
Advertisement

Pedagang diminta segera menempati lokasi darurat di pinggir jalan Dusun Lor Pasar, Desa Demakijo karena pembangunan pasar akan segera dimulai. “Perpindahan pedagang bisa dimulai Rabu (8/5). Kamis adalah hari terakhir bagi pedagang untuk mengosongkan pasar,” papar Lurah Pasar Puluhwatu, Agus Setyono, Selasa (7/5/2013).

Agus menjelaskan pembagian los darurat dengan sistem lotre dilakukan pada Selasa sore. Sebelumnya para pedagang menggelar tirakatan supaya proses pembangunan pasar berjalan dengan lancar. “Ada 31 petak los berukuran 2,5X3 meter2. Satu los kemungkinan bisa menampung lima pedagang,” terang Agus. Agus mengakui luas petak los tersebut memang relatif sempit. Akan tetapi, los di pinggiran jalan tersebut merupakan keinginan dari pedagang sendiri. Sebelumnya pihaknya sudah menyediakan lahan yang lebih luas di lapangan. Namun pedagang menolak dengan alasan jauh dari pasar. “Lokasi itu yang menghendaki pedagang sendiri. Memang tidak luas, tapi pedagang lebih nyaman di sana,” ungkapnya.

Pasar Puluhwatu akan dibangun menggunakan dana APBD 2013 senilai Rp5,8 miliar. Pembangunan pasar ini ditarget selesai pada akhir 2013 mendatang. “Kondisi pasar ini sebelumnya sudah memprihatinkan. Ada empat los yang dibangun sejak terjadi gempa bumi 2006 lalu, namun sebagian besar bangunan sudah keropos,” tandasnya.

Advertisement

Sebagian pedagang memilih membuat los sendiri daripada menggunakan los darurat yang disediakan Pemkab Klaten. Mereka merasa los yang disediakan Pemkab Klaten kurang luas dan tidak aman. “Saya membayar Rp1,5 juta kepada warga untuk menyewa lahan dekat poskampling ini. Tidak apa-apa daripada harus menempati los darurat dalam kondisi berjubel dengan pedagang lain,” papar Ny Slamet, 63, pedagang bumbon saat ditemui Solopos.com di sela-sela kesibukannya membuat los darurat.

Suhardi, 52, pedagang beras juga memilih menyewa lahan di depan rumah warga seharga Rp3 juta. Menurutnya, selain sempit, los darurat yang disediakan Pemkab Klaten juga tak mampu melindungi dagangan dari hujan. “Tidak apa-apa keluar biaya besar, yang penting dagangan aman,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif