SOLOPOS.COM - Balai Kota Solo (JIBI/Solopos/Sunaryo Haryo Bayu)

Kota cerdas Solo, promosi dan partisipasi masyarakat jadi kendala

Solopos.com, SOLO–Kota Solo sukses meraih peringkat tiga Kota Cerdas Indonesia 2015 dalam kategori penduduk 200.000-1 juta jiwa. Namun Pemkot enggan berpuas diri karena masih ada sejumlah titik kelemahan di sektor promosi (branding) dan partisipasi masyarakat.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Penjabat (Pj) Wali Kota Solo, Budi Suharto, saat ditemui wartawan di Rumah Dinas Wali Kota, Loji Gandrung, Sabtu (15/8/2015), mengaku bersyukur Solo dapat meraih posisi tiga dari lima kandidat Kota Cerdas berpenduduk 200.000-1 juta jiwa. Meski demikian Budi melihat masih ada problem yang perlu dibenahi dalam pengembangan kota. “Kenapa tidak nomor satu? Itu mestinya yang ditekankan. Setelah dikaji ternyata sisi promosi dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan yang belum optimal,” ujarnya.

Budi mengatakan indikator Kota Cerdas berkaitan dengan penggunaan teknologi dalam pelayanan dan pembangunan daerah. Menurut Pj Wali Kota, masih ada komunikasi yang terputus dalam pelayanan berbasis teknologi informasi kepada masyarakat. Budi melihat warga belum sepenuhnya tanggap dengan inovasi kota. “Partisipasi juga bisa dilihat dari event-event yang diselenggarakan Pemkot seperti SBC (Solo Batik Carnival). Event ini mestinya bisa berkembang kalau ada ruang dan partisipasi aktif masyarakat. Enggak gitu-gitu terus,” tuturnya.

Ihwal problem promosi, Pemkot mengklaim sudah melakukan branding melalui kegiatan seni budaya dan media. Namun Budi menilai upaya tersebut masih kurang dibanding kota yang meraih peringkat 1 dan 2 Kota Cerdas yakni Jogja dan Balikpapan.
“Penghargaan ini akan menjadi pelecut agar kota terus berinovasi. Apalagi penghargaan ini bersifat riil. Kami tidak tahu kalau ada penilaian.”

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Solo, Ahyani, mengatakan Solo sukses meraih peringkat tiga karena dinilai memiliki kecepatan pelayanan. Hal itu, menurutnya, tak lepas dari penggunaan teknologi informasi. Informasi yang dihimpun Solopos.com, Solo menjadi satu dari sedikit kota yang menerapkan Area Traffic Control System (ATCS) dalam merespons kepadatan lalu lintas.

“Memang betul masih ada catatan dari segi branding. Ibarat tumbuhan, Solo baru kuat di akarnya. Daun dan bunganya belum terpupuk,” kata dia.

Ahyani mengatakan pengembangan Kota Kreatif yang makin diseriusi tahun ini diharapkan dapat menggenjot branding kota. Dia juga berharap pengembangan Kota Kreatif dapat meningkatkan partisipasi rill masyarakat. “Agenda terdekat akan ada Konferensi Kota Kreatif yang melibatkan sejumlah kota di Indonesia. Ini akan kami gunakan untuk menggali konsep-konsep kreatif dalam pengembangan kota.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya