SOLOPOS.COM - Wamendikbud Windu Nuryanti (JIBI/SOLOPOS/Dok)
SOLO — Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) Bidang Kebudayaan, Wiendu Nuryanti, mengungkapkan Kota Solo memiliki cukup pengalaman untuk dinyatakan sebagai kota kreatif. Hanya saja, Solo perlu melakukan strategi yang tepat guna menjadi kota kreatif.
“Untuk menjadi kota kreatif itu poin pentingnya yakni maju dengan strategi. Strategi yang dilakukan melalui lompatan-lompatan. Perlu dikembangkan melalui ide dan saya yakin Solo bidangnya ide kreatif,” urainya saat menjadi keynote speaker dalam seminar Solo Menuju Kota Kreatif Berbasis Ecocultural di Pendapi Gede, Balaikota Solo, Sabtu (16/2/2013).
Dalam kesempatant ersebut, Wiendu juga berharap agar bangunan pemerintahan menjadi etalase memamerkan produk kreatif. Pasalnya, selama ini etalase kreatif justru muncul di sejumlah bangunan nonpemerintahan.
“Gedung pemerintahan itu menjadi etalase. Selama ini justru pada hotel dan perusahaan pariwisata. Semestinya yang paling depan itu pemerintah,” ungkapnya.
Sementara itu, Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo (Rudy), menyambut baik digelarnya seminar tersebut di saat Kota Bengawan genap berusia 268 tahun. Dalam sambutannya, Rudy sempat menyinggung terkait kejelasan status Benteng Vastenburg.
“Saya Cuma mengingatkan agar Benteng Vastenburg bisa dikembalikan ke Indonesia,” ujarnya.
Ditemui di sela-sela seminar, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Solo, Anung Indro Susanto, menjelaskan selama ini campur tangan pemkot kepada usaha mikro kecil menengah (UMKM) belum dilakukan secara khusus.
“Dengan seminar ini, nanti jadi tahu makan secara khusus itu,” terangnya.
Disinggung soal usulan Kota Solo menjadi kota kreatif ke UNESCO, Anung mengungkapkan sudah dilakukan. “Nah, Solo kebagian desain kreatif. Dalam ini yang diangkat dari Solo adalah desainnya,” tambahnya.
