SOLOPOS.COM - Penyaluran air bersih di Wonosegoro, Boyolali, beberapa waktu lalu (Istimewa/BPBD Boyolali)

Solopos.com, BOYOLALI — Krisis air bersih akibat kemarau yang kering di Boyolali meluas. Dua kecamatan di luar peta rawan kekeringan berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali ikut terdampak.

Dua kecamatan itu yakni Cepogo dan Selo. Sebelumnya, BPBD Boyolali mendata ada enam kecamatan dalam peta rawan kekeringan yaitu Wonosegoro, Wonosamodro, Kemusu, Juwangi, Musuk, dan Tamansari.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Tambahannya ada Kecamatan Selo di Desa Senden dan Desa Gubug di Kecamatan Cepogo,” kata Kepala BPBD Boyolali, Suratno, saat ditemui Solopos.com di Apel Siaga Bencana area Lapangan Desa Klewor, Kemusu, Boyolali, Selasa (5/9/2023).

Ia menyatakan berdasarkan data hingga Senin (4/9/2023), BPBD Boyolali telah menyalurkan 195 tangki ke 27 desa yang mengalami krisis air bersih. Perinciannya 153 tangki dari BPBD Boyolali, sisanya berasal dari bantuan perusahaan, masyarakat, dan lain sebagainya.

Dalam sehari, lanjut Suratno, BPBD mengirimkan bantuan air bersih 4-6 tangki. Ia berharap kekeringan di Boyolali dapat diatasi bersama dengan uluran tangan semua pihak guna mencukupi kebutuhan air bersih.

Suratno juga berterima kasih kepada sukarelawan, pengusaha, dan masyarakat yang telah ikut berpartisipasi dalam mengirimkan air bersih di Boyolali.

Ia menyebut anggaran untuk bantuan air bersih akan terus dikoordinasikan dan dioptimalkan dengan saling berkoordinasi dengan banyak pihak. “Ada penambahan pada anggaran [APBD] perubahan. Kami tambahkan Rp80 juta. Hampir 75 persen dari anggaran [APBD] murni,” kata Suratno.

Ia menginformasikan ada rencana perubahan surat keputusan (SK) Bupati Boyolali terkait daerah rawan kekeringan dan krisis air bersih. Perubahan tersebut diperlukan untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat yang terdampak kekurangan air.

Diharapkan dengan penambahan anggaran dan juga perubahan SK Bupati dapat memperkuat penanganan Pemkab Boyolali dalam memenuhi kebutuhan dasar masyarakat yang kekurangan air bersih.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Boyolali, Suparman, menambahkan pengiriman air bersih telah mencapai lebih dari satu juta liter air, tepatnya 1.043.000 liter hingga 4 September 2023.

Bantuan air tersebut dikirimkan ke Wonosamodro sebanyak 64 tangki atau 344.000 liter air, lalu ke Tamansari 51 tangki atau 273.000 liter air, Kemusu 37 tangki atau 205.000 liter air bersih.

Selanjutnya Wonosegoro 26 tangki atau 134.000 liter air, Juwangi 14 tangki atau 70.000 liter air, dan Selo ada tiga tangki atau 17.000 liter air. “Desa Gubug di Cepogo surat belum sampai kami, tapi sudah difasilitasi sukarelawan setempat,” kata dia.

Terpisah, Bupati Boyolali, M Said Hidayat, mengapresiasi koordinasi berbagai pihak dalam menanggapi dampak bencana kekeringan berupa krisis air bersih dan kebakaran.

Ia berharap dampak bencana kekeringan segera berakhir. Walaupun begitu, Said mengatakan Pemkab Boyolali terus siaga untuk menghadapinya. Saat ditanya apakah kemarau tahun ini lebih parah dibanding sebelumnya, Said mengatakan belum dapat menyimpulkan.

“Memang kemarin dari Pak Dandim juga me-launching bantuan untuk menangani kekeringan dan ada penambahan titik di Cepogo. BPBD juga menyampaikan titik yang sinkron. Namun, kami belum bisa menyimpulkan tingkat keparahannya,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya