Soloraya
Kamis, 22 Agustus 2013 - 23:15 WIB

KRISIS AIR BERSIH : 10 Desa di Kemalang Mulai Kesulitan Air

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, KLATEN — Sepuluh desa di Kemalang mulai merasakan kesulitan air memasuki musim kemarau ini. Akibatnya, sekitar 30.000 jiwa di sepuluh desa tersebut harus membeli air bersih untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Camat Kemalang, Bambang Haryoko, mengatakan sepuluh desa itu merupakan langganan wilayah yang selalu kekeringan air setiap tahun. Dari 13 desa yang ada di kemalang, sepuluh desa yang kekeringan itu yakni Balerante, Bumiharjo, Dompol, Kendalsari, Panggang, Sidorejo, Talun, Tangkil, Tegalmulyo dan Tlogowatu. Sementara, tiga desa yang masih bertahan dengan memiliki air bersih yang cukup yakni Keputran Bawukan dan Kemalang.

Advertisement

Untuk mencukupi kebutuhan, warga harus membeli air dengan harga Rp60.000-Rp80.000 per tangki.

“Kesulitan mendapatkan air bersih itu dirasakan warga sejak akhir Juli lalu,” jelas Bambang saat ditemui Solopos.com, Kamis (22/8/2013).

Saat ini, sambungnya, bak penampungan air di atas penampungan air tanah dan penampungan air hujan milik warga sudah mulai berkurang debet airnya. Bahkan, ada banyak warga yang penampungan air mereka sudah mulai habis.

Advertisement

Jika tidak turun hujan, dia memperkirakan puncak kekeringan akan melanda sepuluh desa tersebut pada Oktober mendatang. Berdasarkan informasi yang dia terima, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten akan mulai memberikan bantuan air bersih di Kemalang mulai Jumat (23/8/2013).

Droping air bersih akan diutamakan di tiga desa yang terletak sekitar lereng Merapi paling atas, yakni Sidorejo, Tegalmulyo dan Tlogowatu. Ketiga desa itu menjadi desa paling parah mengalami krisis air sejak akhir Juli lalu.

Rencananya, BPBD baru bisa menyuplai masing-masing lima tangki air bersih pada ketiga desa itu. Masing-masing desa ditargetkan mendapatkan 10 tangki air bersih. Pengiriman tangki air bersih itu akan dilakukan secara bertahap.

Advertisement

Tlogowatu dan Tegalmulyo menjadi desa yang paling krisis mendaptkan air. “Di Tlogowatu tidak bisa dibuat sumur dalam. Sedangkan, Tegalmulyo masih bisa mengambil air dari jurang,” imbuhnya.

Sedangkan, Sidorejo, Balerante dan Panggang masih bisa mendapatkan suplai air bersih dari Bebeng, Yogyakarta. Menurutnya, warga Kemalang sudah berupaya untuk melakukan penghematan air. Namun, yang lebih dia tekankan kepada warga yakni seefektif mungkin memanfaatkan air bersih untuk keperluan yang penting.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif