SOLOPOS.COM - Warga antre saat mengambil air bersih dari sumur dalam di kantor Desa Tlogowatu, Kecamatan Kemalang, Kamis (3/8/2023). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten terus menyalurkan bantuan air bersih di musim kemarau ini. Hingga kini, ada delapan desa yang dilaporkan mengalami krisis air bersih.

Berdasarkan data yang dihimpun Solopos.com dari BPBD Klaten per Sabtu (19/8/2023), desa-desa yang mengalami krisis air bersih itu tersebar di tiga kecamatan. Desa-desa tersebut di antaranya Tlogowatu, Tegalmulyo, Tangkil, Kendalsari, serta Sidorejo di Kecamatan Kemalang.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Jumlah total air bersih yang sudah disalurkan ke wilayah kecamatan di lereng Gunung Merapi itu sebanyak 153 tangki dengan setiap tangki berisi 5.000 liter. Kemudian di Kecamatan Bayat ada dua desa yang krisis air bersih yakni Jambakan dan Ngerangan.

Jumlah total air bersih yang sudah disalurkan ke desa-desa di Bayat, Klaten, yang krisis air bersih itu sebanyak 55 tangki. Di Kecamatan Wedi juga ada satu desa yang krisis air yakni Desa Sembung dengan jumlah air bersih yang disalurkan dua tangki.

“Total 210 tangki atau sebanyak 1.050.000 liter. Penerima manfaat sebanyak 1.682 keluarga atau 6.566 jiwa,” kata Sekretaris BPBD Klaten, Nur Tjahjono Suharto, Minggu (20/8/2023).

Nur Tjahjono menjelaskan musim kemarau tahun ini disertai fenomena El Nino. Fenomena yang dimaksud yakni musim kemarau bakal lebih panjang dan kering dibandingkan biasanya.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Klaten, Syahruna, mengatakan puncak musim kemarau tahun ini diprediksi terjadi pada Agustus-September. “Kemarau diprediksi terjadi hingga November mendatang,” kata Syahruna.

Soal anggaran bantuan air bersih bagi desa di Klaten yang mengalami krisis, Syahruna memperkirakan cukup untuk memasok air bersih sebanyak 700 tangki. “Insyaallah mencukupi untuk mengantisipasi krisis air bersih tahun ini. Ada beberapa CSR dari kalangan swasta yang sudah masuk,” kata dia.

Sebelumnya, akibat kekeringan dan krisis air bersih, warga Desa Tlogowatu, Kemalang, Klaten, harus menempuh jarak cukup jauh kemudian antre berjam-jam guna mendapatkan air di sumur dalam yang terletak di dekat kantor desa setempat.

Sumur dalam menjadi satu-satunya sumber air yang bisa diakses warga secara gratis. Namun, air dari sumur berkedalaman lebih dari 240 meter itu tak terus-terusan mengalir. Debitnya juga kecil.

Butuh sekitar satu hingga dua jam untuk menaikkan air dari sumur hingga mengisi bak sampai penuh. Setelah bak terisi, air dialirkan melalui pipa-pipa untuk mengisi galon yang dibawa warga menggunakan pompa.

Aliran air dari bak itu hanya sekitar 15 menit hingga 20 menit sebelum akhirnya habis. Setelah itu, air tak mengalir lagi. Warga harus menunggu satu hingga dua jam sampai air mengalir lagi melalui pipa-pipa kecil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya