SOLOPOS.COM - Ilustrasi krisis air (JIBI/dok)

Krisis air bersih terjadi di Tegalmangu, Sukoharjo selama bertahun-tahun.

Solopos.com, SUKOHARJO — Sekitar 20 keluarga di Dusun Tegalmangu, Desa Kadokan, Kecamatan Grogol, mengalami krisis air bersih selama bertahun-tahun.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Sutarno, 67, warga Dusun Tegalmangu, RT 004/RW 004, mengatakan kondisi air sumur warga tidak layak konsumsi. Selain berwarna keruh, aroma dari air sumur warga juga tidak sedap. “Air sumur warga hanya digunakan untuk keperluan mencuci dan mandi. Sementara untuk keperluan masak, minum, dan gosok gigi, kami harus membeli air bersih,” jelas Sutarno saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Selasa (28/4/2015).

Dalam sepekan, keluarga Sutarno biasa menghabiskan delapan jeriken air bersih berukuran 20 liter. Satu jeriken dibeli dengan harga Rp1.300. “Delapan jeriken air bersih itu kami masukkan dalam dua buah gentong. Air dalam dua gentong itu biasa habis dalam sepekan. Tapi, kadang-kadang belum ada sepekan sudah habis,” paparnya.

Sutarno mengaku sudah berulang kali mendaftarkan diri menjadi pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Akan tetapi, usahanya tidak pernah membuahkan hasil. “PDAM berdalih kalau memasang jaringan pipa ke dusun kami hitungannya rugi. Saya kurang tahu alasannya apa. Padahal, warga juga bersedia membayar tagihan PDAM tiap bulan,” ucapnya.

Dusun Tegalmangu berbatasan dengan Dusun Tambak, Desa Grogol. Kedua dusun itu dipisahkan kali mati yang tak lain bekas Sungai Bengawan Solo sebelum diperbarui alurnya pada era 1980-an. Sutarno menilai pemasangan jaringan pipa PDAM ke Dusun Tegalmangu tidaklah sulit lantaran di Dusun Tambak sudah ada jaringan pipa.

“Jarak antara Dusun Tegalmangu dan Dusun Tambak itu hanya sekitar 300 meter. Keduanya hanya dipisahkan kali dan jembatan,” jelasnya.

Warga lain, Untung, 45, mengatakan keberadaan Dusun Tegalmangu seperti terisolasi. Kendati secara administrasi masuk wilayah Kecamatan Grogol, dia merasa tinggal di daerah terpencil. “Krisis air bersih jika dialami warga di lereng Gunung Merapi itu masih wajar. Tapi, kami ini tinggal di Grogol, mengapa sampai sekarang masih krisis air bersih,” paparnya.

Direktur Utama (Dirut) PDAM Sukoharjo, Slamet Sanyoto, mengatakan saat ini sudah ada konsultan dari Jakarta yang menyurvei ke sejumlah desa di Sukoharjo.

“Salah satu desa yang disurvei itu Kadokan, tapi saya lupa nama dusunnya mana saja. Yang jelas, tim dari Jakarta sedang mendata warga yang akan kami usulkan mendapatkan layanan air bersih,” terang Slamet saat dihubungi melalui telepon.

Slamet menilai mestinya warga Dusun Tegalmangu itu bisa mendapatkan layanan air bersih dari PDAM. Menurutnya, satu-satunya dusun di Desa Kadokan yang tidak bisa mendapatkan jaringan pipa PDAM hanya Nusupan.

“Dusun Nusupan itu terlalu jauh. Jumlah warganya juga sedikit. Berdasarkan perhitungan kami melalui kajian ekonomis, pemasangan jaringan pipa PDAM di Nusupan akan membuat kami rugi,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya