SOLOPOS.COM - Ilustrasi Penampungan Air (JIBI/Dok)

Ilustrasi Penampungan Air (Dok/JIBI/Solopos)

Ilustrasi Penampungan Air (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO—Desa Karangmojo, Kecamatan Weru, Sukoharjo mulai kekurangan persedian air bersih. Warga desa setempat mulai mengajukan bantuan air bersih ke Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo untuk memenuhi kebutuhan itu.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kepala BPBD Sukoharjo, Suprapto, mengatakan Dukuh Kalisonggo, Desa Karangmojo sudah mengirimkan surat untuk meminta bantuan air bersih sebanyak dua tangki per hari. Permohonan ini disampaikan lantaran kawasan tersebut mulai kekurangan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pihaknya mengaku saat ini sudah berkoordinasi dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk memenuhi kebutuhan air tersebut.

“Berdasarkan laporan warga di daerah itu terjadi penurunan debit air sumur pompa dalam. Makanya mereka mulai meminta bantuan air bersih,” jelasnya saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Selasa (27/8/2013).

Menurut Suprapto, bantuan air bersih itu secepatnya akan diberikan ke warga desa setempat. Pihaknya akan menggunakan dana tak terduga untuk mencukupi kebutuhan tersebut. Selain itu, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) untuk memenuhi kekurangan air bersih di Sukoharjo selama musim kemarau. Diperkirakan wilayah yang rawan dilanda krisis air bersih adalah Kecamatan Bulu, Kecamatan Tawangsari dan Kecamatan Weru.

“Ada dua RT yang kekurangan bersih karena letak geografisnya berada di paling atas,” jelasnya.

Selain debit air menurun, BPBD juga menerima laporan pompa air rusak dari Desa Gunung Buthak, Kecamatan Weru. Pihak desa setempat meminta bantuan agar pompa air yang rusak segera diperbaiki oleh BPBD.

Sementara itu, Camat Weru, Heru Indarjo menyatakan ada tiga desa yang saat ini masuk peta rawan krisis air bersih di wilayahnya. Masing masing adalah Desa Karangmojo, Desa Jatingarang dan Desa Alas Ombo. Letak desa yang berada di daerah perbukitan menjadi faktor berkurangnya debit air tanah. Sehingga tiga desa tersebut menjadi langganan krisis air bersih.  “Kami sudah koordinasi dengan semua desa agar segera memberikan laporan jika mulai kesulitan air bersih,” ujarnya.

Menurut Heru, jumlah desa yang terpapar kekeringan cenderung berkurang dengan adanya program penyediaan air minum berbasis masyarakat (Pamsimas). Total ada 14 instalasi Pamsimas di Weru. Jumlah tersebut masih ditambah dengan tiga sumur artesis di sejumlah desa yang paling parah terdampak kekeringan.  “Kalau masih terjadi kekeringan karena lokasi desa yang memang relatif tinggi sehingga debit air berkurang. Faktor lain, hal itu bisa terjadi kalau pompa  Pamsimas rusak. Tetapi sejauh ini semua dalam keadaan baik dan berfungsi normal,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya