SOLOPOS.COM - Ilustrasi Kekeringan (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, KLATEN — Daerah terdampak kekeringan dan krisis air bersih pada musim kemarau ini di Klaten meluas. Selain di wilayah lereng Gunung Merapi Kecamatan Kemalang, krisis air juga terjadi di beberapa wilayah Kecamatan Bayat serta Kecamatan Jatinom.

Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Klaten, Rujedy Endro Susilo, mengatakan sebelumnya pengiriman air bersih dilakukan ke lima desa di Kecamatan Kemalang. Lima desa itu yakni Sidorejo, Tegalmulyo, Tlogowatu, Kendalsari, dan Tangkil.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Pengiriman air bersih dari BPBD Klaten juga dilakukan ke dua desa di Kecamatan Bayat yakni Ngerangan dan Jambakan. Belakangan, desa yang mengajukan permintaan bantuan air bersih bertambah.

Desa-desa itu di antaranya Desa Bandungan dan Temuireng di Kecamatan Jatinom serta Desa Krakitan, Kecamatan Bayat. Rujedy mengatakan perkampungan yang mengalami krisis air bersih di Jambakan, Bayat, Klaten, ada sekitar tiga dukuh.

Sementara di Ngerangan ada di dua dukuh. “Krakitan sebenarnya bukan daerah langganan krisis air bersih. Lokasinya di satu kampung, memang agak lebih tinggi dibandingkan perkampungan lainnya,” kata Rujedy saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu (6/9/2023).

Rujedy menjelaskan pengiriman bantuan air bersih dilakukan berdasarkan pengajuan. Selain dari BPBD Klaten, bantuan air bersih berdatangan dari berbagai instansi serta organisasi.

Sementara itu, jumlah total bantuan air bersih yang sudah disalurkan BPBD maupun dari bantuan CSR hingga kini mencapai lebih dari 280 tangki atau 1,4 juta liter.

Butuh 1.000 Tangki sampai Akhir Tahun

“Alhamdulillah ini dari CSR sudah kirim terus. Juga dari ikatan dokter, RSUD Bagas Waras, Korpri, serta Dishub. Ini yang dikoordinasikan dengan BPBD terkait lokasi sasaran penyaluran bantuan,” kata Rujedy.

Sekretaris Desa (Sekdes) Krakitan, Bayat, Klaten, Warsono, membenarkan ada satu kampung yakni Dukuh Krakitan RT 003/RW 004 yang mengalami krisis air bersih. Krisis air bersih sudah dialami warga di dukuh tersebut sejak sebulan lalu dengan jumlah warga terdampak sekitar 15 keluarga.

Beberapa waktu terakhir, warga mulai mendapatkan bantuan air bersih dari BPBD Klaten. “Ini sudah terjadi setiap tahun. Penyebabnya karena kondisi sumur warga sudah tidak ada air lagi. Lokasinya memang agak lebih atas dibandingkan kampung lainnya,” kata Warsono.

Selain bantuan, Warsono mengatakan warga mengandalkan air bersih dari sumur warga yang masih ada airnya. “Warga ngangsu ke sumur tetangga ketika kondisi seperti ini,” jelas dia.

Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Klaten, Syahruna, mengatakan air bersih yang disiapkan untuk bantuan warga di daerah krisis sekitar 800 tangki. Selain APBD, penyaluran bantuan air bersih dibantu dari kalangan swasta.

Beberapa perusahaan serta organisasi sudah mulai menyalurkan bantuan air bersih ke warga yang mengalami kesulitan air bersih di musim kemarau kali ini. “Kami terus melakukan antisipasi pada kemarau ini. Diperkirakan untuk kebutuhan dropping air bersih sampai Desember sekitar 1.000 tangki,” kata Syahruna.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya